Breaking News

Pesantren di Aceh Berjuang Sendiri Kuras Lumpur Setinggi 2 Meter, Biaya Rp 1 Juta per Hari


Di tengah genangan lumpur yang masih tersisa, semangat untuk bangkit justru datang dari sebuah pesantren di Pidie Jaya, Aceh. Pesantren Al Bayan, yang terletak di Gampong Mayang Cut, harus memulai pembersihan pasca banjir bandang dengan modal sendiri, sambil berharap uluran tangan pemerintah.

"Kami terpaksa menggunakan biaya diri untuk mengeruk timbunan lumpur banjir bandang," kata Koordinator Kebencanaan Pesantren Al Bayan, Meurah Johan, di Pidie Jaya, Minggu (14/12/2025).

Letak pesantren yang tidak jauh dari Jembatan Meureudu membuat kawasan itu menjadi salah satu titik terdampak cukup parah. Jembatan tersebut sempat putus akibat banjir bandang akhir November 2025, meski kini sudah kembali bisa dilalui kendaraan.

Lumpur yang dibawa luapan Krueng (Sungai) Meureudu menutup seluruh kompleks Pesantren Al Bayan. Ketebalannya tidak main-main, berkisar antara satu hingga dua meter lebih, mengubur lantai bangunan dan fasilitas belajar.

Ia menjelaskan, pengerukan dilakukan menggunakan ekskavator berukuran kecil. Alat berat itu merupakan pinjaman dari salah satu dinas di Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya.

"Alat beratnya kami pinjam. Namun, untuk baham bakar minyak dan biaya operasional harus kami tanggung sendiri. Paling sedikit biaya yang dihabiskan mencapai Rp1 juta per hari," katanya.

Pada tahap awal, pengerukan difokuskan pada sumur bor yang tertimbun lumpur hingga kedalaman sekitar dua meter. Sumur tersebut menjadi prioritas karena akan kembali difungsikan untuk kebutuhan pesantren dan warga sekitar yang hingga kini masih bertahan di pengungsian.

"Air bersih ini merupakan kebutuhan mendesak bagi korban banjir di daerah ini. Oleh karena itu, kami memfokuskan pengerukan timbunan lumpur di area sumur bor atau mengaktifkan kembali sumber air bersih tersebut," katanya.

Setelah area sumur bor, pengerukan dilanjutkan ke bangunan utama pesantren. Bangunan itu direncanakan kembali menjadi mushalla sekaligus tempat anak-anak mengaji, sebagaimana fungsinya sebelum banjir datang.

"Pengerukan lumpur di kompleks ini agak berat kalau dengan biaya sendiri. Akan tetapi, ini kami harus kami lakukan untuk mengaktifkan kembali proses belajar mengajar di pesantren ini," kata dia.

Pesantren Al Bayan sendiri menampung 139 santri. Saat banjir bandang melanda, empat santri dan enam guru diketahui berada di dalam kompleks pesantren.

"Dengan kondisi timbunan lumpur seperti ini, kami harus menghentikan aktivitas belajar mengajar. Kami berharap ada bantuan pemerintah mengeruk timbunan lumpur banjir bandang yang tingginya mencapai lebih dari dua meter," kata Meurah Johan.

Sumber: inilah
Foto: Kamar santri tertimbun lumpur banjir bandang di Pidie Jaya, Aceh, Minggu (14/12/2025). (Foto: Antara/M Haris SA).

Pesantren di Aceh Berjuang Sendiri Kuras Lumpur Setinggi 2 Meter, Biaya Rp 1 Juta per Hari Pesantren di Aceh Berjuang Sendiri Kuras Lumpur Setinggi 2 Meter, Biaya Rp 1 Juta per Hari Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar