Breaking News

Banjir TKA di Indonesia, Ternyata Sudah Jadi Rencana China Sejak Tahun 1990


Isu Tenaga Kerja Asing alias TKA asal Tiongkok menjadi salah satu topik paling mencuri perhatian dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia. 

Di satu sisi, memang ada keprihatinan mengingat dengan adanya pekerja asing, maka ada lapangan pekerjaan yang sebenarnya bisa diisi oleh warga lokal, namun harus dialihkan kepada orang asing. 

Namun, jika berkaca dari persoalan kompetensi pekerjanya, seperti yang dibilang Luhut, menggunakan TKA memang tak terelakkan. 

Tiongkok sendiri kini menjadi negara asal dengan TKA terbanyak di Indonesia. Laporan Kemenaker menyebut kurang lebih ada sekitar 51.600 orang TKA Tiongkok di Indonesia atau sekitar 47 persen dari seluruh TKA. 

Isu TKA ini kemudian menimbulkan dimensi yang kompleks, karena mudah dimainkan untuk kepentingan politik tertentu, katakanlah dalam konteks serangan kepada pemerintah dalam bingkai isu politik identitas. 

Namun, tahukah kalian kalau kebijakan TKA Tiongkok ini adalah bagian dari sebuah grand design ekonomi yang telah dirancang sejak tahun 90-an. 

Hal itu menyebabkan perusahaan perusahaan Tiongkok harus mengirim pekerja mereka ke luar negeri. Inilah yang membuat Tiongkok jadi negara pengirim TKA terbesar ke-2 di dunia. 

Membicarakan ekonomi Tiongkok dan perkembangannya, memang tidak lepas dari strategi-strategi yang diterapkan sejak tahun 1990-an. Ini adalah periode ketika bentuk-bentuk liberalisasi ekonomi makin terlihat di Tiongkok. 

Sektor finansial adalah salah satunya. Tiongkok pada akhirnya terbuka terhadap investasi dari luar. Selain itu, perusahaan-perusahaan Tiongkok juga didorong untuk berinvestasi di luar negeri 

Mengutip tulisan Mark Yaolin Wang dari University of Melbourne dalam Is China Learning from Its Neighbors? disebutkan bahwa hingga akhir tahun 1990-an, ada transisi di mana perusahaan perusahaan Tiongkok mulai melakukan investasi di negara lain. 

Salah satu poin kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah meminta perusahaan-perusahaan Tiongkok untuk menyederhanakan prosedur pengiriman staf perusahaan dan para pekerjanya ke luar negeri. 

Terdapat poin soal kemudahan mengirimkan TKA Tiongkok ke negara tempat perusahaan- perusahaannya berinvestasi. 

Alasannya jelas, karena saat itu Tiongkok mulai mengadopsi model ekonomi ala Jepang dan Korsel. 

Dapat dikatakan bahwa modifikasi dari Sogo Shosha dan Chaebols, di mana para konglomerat didukung aktivitas ekonominya, untuk menjadi makin besar. 

Sehingga, pemerintah merasa perlu menyeimbangkan arah pembangunan ekonomi itu dengan manfaatnya bagi masyarakat. 

Harapannya, investasi di luar Tiongkok juga mendatangkan remitansi alias dana balik dari tempat perusahaan-perusahaan mereka berinvestasi. Hal inilah yang membuat angka pekerja asal Tiongkok menjadi besar di luar negeri. 

Jika berkaca dari data World Bank di tahun 2020, Tiongkok mendapatkan remitansi atau pengiriman uang dari pekerja di luar negeri mencapai US$ 59,5 miliar. 

Jumlah ini hanya kalah dari India, di posisi pertama. Posisi Tiongkok sebenarnya bisa lebih tinggi andai pandemi Covid-19 tidak mendera pada dua tahun terakhir. 

Mungkin yang menjadi masalah adalah arus TKA ini jadi mempunyai keterkaitan dengan isu keamanan nasional negara, katakanlah jika yang pergi sekian ribu, tapi yang pulang ke Tiongkok lebih sedikit. 

Hal tersebut dapat menimbulkan prasangka mengenai agenda tersembunyi di balik kebijakan yang dibuat. 

Bukan hanya itu, sebuah laporan dari Safeguard Defenders pada Desember tahun 2022, menyebut jika negeri yang dipimpin Xi Jinping itu sampai membuka “kantor-kantor polisi” di negara lain, demi kepentingan politik negara tersebut. 

Kabar pembukaan kantor polisi itu, bertujuan entah untuk menangkap warga Tiongkok yang melarikan diri, atau untuk kepentingan lain. 

Apapun itu, yang jelas persoalan TKA Tiongkok ini masih akan jadi isu yang sensitif. Apalagi, dalam konteks Indonesia. 

Isu Sinophobia atau warisan kekerasan etnis di masa lalu terhadap orang-orang Tionghoa masih jadi lembar tersendiri yang selalu dimainkan dalam konteks politik.(*)

Sumber: harianhaluan
Foto: Ilustrasi TKA China. Foto: Abc.net.au
Banjir TKA di Indonesia, Ternyata Sudah Jadi Rencana China Sejak Tahun 1990 Banjir TKA di Indonesia, Ternyata Sudah Jadi Rencana China Sejak Tahun 1990 Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar