Breaking News

Legislator PPP Prihatin Guru Posting Gaji Dipecat: Pemerintah Harus Lebih Peka


Seorang guru honorer dipecat gara-gara memposting gaji di media sosial (Medsos). Anggota DPR Fraksi PPP Muhammad Aras prihatin dan meminta pemerintah untuk lebih peka perhatikan nasib para guru honorer.

"Saya mantan honorer. Saya pernah merasakan bagaimana menjadi seorang honorer. Tentunya Pemerintah dalam hal ini harus lebih peka memperhatikan mereka. Harus ada perhatian lebih, termasuk presiden melihat orang intelektual yang ada gaji rendah," kata Aras, Sabtu (13/2/21).

Ketua PPP Sulsel ini pun mengaku telah melakukan upaya dengan mengirimkan anggotanya untuk melakukan advokasi dan mencari jalan keluar terbaik. Dia meminta agar persoalan ini diadvokasi.

"Tadi siang saya sudah perintahkan anggota saya ke lokasi. Saya minta supaya masalah ini bisa di advokasi dan di musyawarahkan. Kalaupun hanya upload di medsos, paling tidak publik juga harust tahu perjuangan honorer yang gajinya 700 ribu dalam 4 bulan, bayangkan itu," ucap Aras.

Selain itu, Aras pun mengungkapkan keprihatinannya dengan mencuatnya kasus guru honorer ini.

"Kami sangat prihatin melihat keadaan honorer, pemerintah harus lebih memperhatikan guru honorer. Tenaganya sangat dibutuhkan walaupun gajinya rendah," terangnya.

Aras pun menyatakan perlunya kebijakan yang memberikan hak khusus bagi para tenaga honorer yang diprioritaskan di daerah terpencil.

"Sekarang memang ada kekhususan bagi pengabdi di daerah terpencil. Jadi harusnya memang beda kalau ada putra-putri di daerah mending itu saja yang di prioritaskan sebagai PNS. Jadi harus ada perlakuan khusus dari pemerintah bagi mereka," ujarnya.

Sebelumnya, Hervina mem-posting gajinya Rp 700 ribu di akun Facebook-nya. Akibat posting-annya itu, Hervina ditelepon berkali-kali oleh kepala sekolahnya. Namun, karena panggilan telepon tersebut tidak sempat diangkat Hervina, kepala sekolah kemudian mengirim pesan singkat yang berisi pemecatan dirinya dari guru honorer.

"Dia (kepala sekolah) kirim pesan WA, 'tabe (permisi), cari saja sekolah yang lain yang bisa gaji ki (anda) lebih banyak, mulai sekarang Istirahat saja mengajar'," ujar Hervina menirukan pesan singkat pemecatannya, saat berbincang dengan detikcom, Kamis (11/2).

Hervina mengaku sudah 16 tahun mengajar di SDN 169 Desa Sadar, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel). Hervina heran dengan sebab pemecatannya dari guru honorer. Dia juga tidak sempat diberi waktu untuk menjelaskan maksud posting-annya itu.

"Saya tidak ada merasa mau menjelekkan. Malah saya terima kasih banyak. Itu hari karena saya terima (Rp 700 ribu) bisa saya pakai bayar utang Rp 500 ribu. Kan biasa itu ibu rumah tangga, ambil saja dulu (ngutang lalu nanti dibayar). Makanya saya terima kasih banyak karena itu hari langsung saya bayar utangku, itu saja Pak," jelasnya.

"Tapi kok dia (kepala sekolah) marah, dia langsung kasih keluar saya (pecat). Masa pengabdian selama ini tidak dipertimbangkan dulu, kasihan saya ini, sudah lama mengabdi, langsung dikasih keluar," lanjutnya.

Hervina mengungkapkan, posting-annya itu bukan untuk mengeluh atau merendahkan pihak sekolah yang memberinya gaji kecil. Namun ia justru dipecat tanpa kesempatan untuk memberi klarifikasi. Bahkan Hervina (34) juga sudah meminta maaf ke kepala sekolah (kepsek) tempatnya mengajar. Namun Hervina mengaku permohonan maafnya diacuhkan kepala sekolah bernama Hamsina.

"Saya minta maaf lewat WhatsApp, bilang 'minta maaf kalau ada yang salah di posting-anku, bukan maksudku menjelekkan (ibu kepala sekolah), saya posting seperti itu karena saya berterima kasih, saya dikasih dana bos selama 4 bulan, jadi langsung saya bayar utangku'," ujar Hervina.

Diterbikan: oposisicerdas.com
Foto: Hervina (34), guru honorer 16 tahun di Bone, Sulsel dipecat karena posting gaji Rp 700.000 (dok. Istimewa).
Legislator PPP Prihatin Guru Posting Gaji Dipecat: Pemerintah Harus Lebih Peka Legislator PPP Prihatin Guru Posting Gaji Dipecat: Pemerintah Harus Lebih Peka Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar