Momen Haru Bocah Korban Banjir Aceh Minta Selimut untuk Sang Ibu Bikin Hati Relawan Terenyuh
Di tengah keterbatasan hidup pascabanjir yang merendam sejumlah wilayah di Aceh, secercah kemanusiaan muncul dari tempat yang paling sederhana, yakni meja pembagian bantuan di lokasi pengungsian.
Bukan dari pidato pejabat atau seremoni bantuan, melainkan dari permintaan lirih seorang bocah kecil yang membuat para relawan terdiam.
Hari itu, pengungsian dipenuhi wajah-wajah lelah. Hujan yang datang berhari-hari telah menyisakan genangan, dingin malam, dan rasa cemas akan hari esok.
Di antara antrean warga, seorang bocah laki-laki kecil melangkah pelan mendekati meja relawan. Tubuhnya kurus, bajunya sederhana, matanya menatap penuh harap.
Dengan suara nyaris berbisik, ia mengutarakan permintaannya.
“Kak, selimut satu,” ucapnya lirih.
Para relawan tersenyum, meraih satu selimut untuk diserahkan. Namun sebelum bantuan itu sampai ke tangannya, bocah tersebut tiba-tiba menoleh kembali. Seolah ada sesuatu yang masih mengganjal di hatinya.
Lalu, dengan nada yang sama pelannya, namun jauh lebih menghunjam, ia kembali berbicara.
“Satu lagi untuk mamak,” imbuhnya.
Kalimat singkat itu seketika mengubah suasana. Meja bantuan yang sebelumnya riuh oleh aktivitas mendadak hening.
Para relawan terdiam, sebagian menunduk, sebagian lainnya tak mampu menyembunyikan mata yang berkaca-kaca.
Di tengah kondisi serba kekurangan, saat dingin menusuk dan kebutuhan pribadi menjadi hal paling mendesak, bocah itu memilih memikirkan ibunya terlebih dahulu.
Ia ingin memastikan sang 'mamak' juga mendapatkan selimut, juga terlindungi dari dinginnya malam pascabanjir.
Bagi para relawan, momen tersebut dimaknai sebagai arti kepolosan dan ketulusan. Bahwa di tengah krisis, empati dan kasih sayang tidak ikut hanyut oleh banjir.
Justru dari anak sekecil itu, nilai-nilai kemanusiaan tampil dengan cara paling jujur dan paling sunyi.
Kisah ini bukan sekadar potret keharuan, melainkan cermin tentang kekuatan ikatan keluarga, tentang kepolosan anak-anak yang masih menempatkan orang tua di atas dirinya sendiri, bahkan ketika hidup sedang berada di titik paling rapuh.
Di pengungsian yang serba terbatas itu, satu permintaan sederhana berhasil menghangatkan banyak hati. Bukan hanya dengan selimut, namun dengan harapan bahwa kemanusiaan masih hidup, dan akan selalu menemukan jalannya.***
Sumber: konteks
Foto: Viral bocah korban banjir Aceh minta selimut untuk ibunya bikin relawan haru (Foto: Instagram/@auliafaulia)
Momen Haru Bocah Korban Banjir Aceh Minta Selimut untuk Sang Ibu Bikin Hati Relawan Terenyuh
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:

Tidak ada komentar