Breaking News

Dulu Sahabat Sekarang Beda Jalan, Inilah Cerita Haru Ahok Soal Hubungannya dengan Jokowi: ‘A Friend is Always Loyal’ Gak Berlaku!


Politisi PDI Perjuangan, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, mengungkapkan kisah pribadinya dengan Jokowi yang penuh makna dalam sebuah acara di rumah aspirasi relawan Ganjar-Mahfud, Jakarta Pusat, pada Minggu, 4 Februari 2024.

Ceritanya mencakup momen diajak untuk meninggalkan dukungan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilu 2019 dan tantangan dalam menerapkan prinsip 'a friend is always loyal'.

"Saya tidak etis menyebutkan teman," ujar Ahok saat mengawali ceritanya, dikutip Kilat.com dari kanal YouTube Kompas TV.

Pada 2019, adik perempuannya memintanya untuk mendukung Prabowo dan meninggalkan Jokowi.

Meskipun dihadapkan pada tekanan dari berbagai pihak, Ahok menegaskan, "Saya tidak rela jika harus berpaling dari Jokowi. Bukan loyal pada individu tapi loyal pada perjuangan."

Ahok menyampaikan bahwa dia mendapat tekanan dari para pendukungnya yang meminta untuk meninggalkan Jokowi.

Namun, dia menolak dan menunjukkan keyakinannya, "Bagaimana mungkin kita membiarkan pak Jokowi dia mau lanjutkan periode ke-2, menyerahkan pada pak Prabowo untuk memimpin. Maka saya tidak rela."

Ceritanya semakin dramatis ketika Ahok menceritakan pertemuannya dengan para pendukungnya di tahanan.

"Ahokers datang pada saya mau meninggalkan pak Jokowi, saya tulis secara kertas. 'A friend is always loyal'," ungkap Ahok, menjelaskan prinsip yang sering diminta oleh banyak orang.

Ahok menekankan bahwa loyalitas yang dimaksud bukan semata-mata kepada individu, melainkan kepada perjuangan.

Dia memberi contoh ketika adiknya mengingatkan risiko penjara jika Jokowi kalah, "Lagi pula teman aja biarkan kamu masuk penjara kok, dia bilang."

Dalam konteks Pilpres 2024, banyak yang meminta Ahok untuk menerapkan prinsip 'a friend is always loyal' pada dukungan Jokowi.

Namun, Ahok kembali menegaskan bahwa loyalitasnya adalah pada perjuangan, bukan pada pribadi.

"Hanya satu Tuhan yang boleh kita sembah. Hanya ada satu Allah kok. Nggak ada Tuhan lain, hanya satu. Bagi saya manusia bukan Tuhan," tuturnya tegas.

Ahok mengungkapkan rasa hormat pada Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan.

Meski berbeda arah dukungan, Ahok menyatakan, "Beliau tidak pernah ngajak saya menyerang Pak Jokowi. Jangan Pak Jokowi nggak pernah. Karena dia tau temen."

Dia juga menyoroti saat Megawati melarangnya mundur dari Komut Pertamina.

Ahok menegaskan bahwa dia tidak mau menyesal dengan tidak memberikan dukungan kepada Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024.

"Akhirnya saya bilang, 'Ibu, kalau saya nggak mau berjuang untuk Pak Ganjar, Pak Mahfud sekarang, saya akan menyesal seluruh hidup saya. Ijinkan saya keluar untuk melawan. dan saya sudah bereskan Pertamina dengan track yang jelas. Dengan record yang jelas. Dengan RUPS, RKAP yang jelas, KPI yang jelas, Model yang jelas," imbuhnya.

Ahok, tidak memedulikan penilaian bahwa Ganjar akan kalah pada Pilpres 2024, yakin bahwa dengan dukungannya, Ganjar-Mahfud bisa memenangkan kontestasi politik tahun ini.

"Orang bilang gitu kan, 'pasti kalah Ganjar, lu masih dukung dia?'. Saya punya perspektif berbeda. Kalau kalian mengatakan Ganjar pasti kalah, saya harus keluar dong untuk memenangkan dia.”

“Ini sesuatu yang berbeda kan. Akhirnya bilang ibu, akhirnya Pak Hasto, saya suruh pak Hasto ngomong. Ini, saya yang mau, kalau saya keluar (Pertamina) mesti jadi miskin apapun, itu urusan saya sama tuhan," pungkasnya. (*)

Sumber: kilat
Foto: Ahok dan Jokowi. (Twitter/@BelokKiriAjaLu)
Dulu Sahabat Sekarang Beda Jalan, Inilah Cerita Haru Ahok Soal Hubungannya dengan Jokowi: ‘A Friend is Always Loyal’ Gak Berlaku! Dulu Sahabat Sekarang Beda Jalan, Inilah Cerita Haru Ahok Soal Hubungannya dengan Jokowi: ‘A Friend is Always Loyal’ Gak Berlaku! Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar