Debat Sengit Budiman Sudjatmiko vs Fahri Hamzah dari Kafir, Densus 88 hingga Afghanistan
Berawal dari cuitan Budiman Sudjatmiko di akun Twitter miliknya, memancing
Fahri Hamzah bereaksi untuk melayangkan berargumen. Perdebatan antara kedua
tokoh nasional itu pun terelakkan.
Awalnya, Budiman mencuitkan soal peristiwa peledakan masjid di Kabul,
Afghanistan yang menewaskan puluhan jemaah. Dalam pesan yang ia sampaikan,
ia menuliskan kalau pelakunya bukan merupakan golongan kafir.
Peristiwa tersebut lantas ia kaitkan dengan isu Densus 88 di Indonesia mesti
dibubarkan menurut Fadli Zon. Kalau dibubarkan, menurutnya Indonesia akan
mengalami peristiwa yang serupa.
"Yang meledakkan masjid dan menewaskan puluhan jama'ahnya di Kabul ini bukan
orang-orang "kafir". Sudah 3 kali kejadian serupa dalam seminggu. Kebayang
kalau Densus 98 di Indonesia dibubarkan, pesta pora aksi-aksi teroris
seperti ini," kata Budiman melalui akun Twitternya @budimansudjatmiko pada
Sabtu (9/10/2021).
Cuitan itu lantas dikritik oleh Fahri Hamzah. Ia menilai kalau Budiman tidak
memiliki dasar yang kuat untuk menyampaikan argumennya soal teroris dan
menghubungkannya dengan Densus 88.
"Tapi anda gak jelas mau menjelaskan apa? Negara gagal anda mau samakan
dengan kita? Kenapa pakai kata kafir? Anda ngerti gak sih? Kritik kepada
lembaga negara yg pakai APBN harus dijawab secara rasional bro. Negara vs
negara aja," cuit Fahri melalui akun Twitternya @Fahrihamzah.
Setelah itu, Fahri kembali mengatakan kepada Budiman untuk tidak miskin
kosakata ketika hendak menyampaikan argumen. Sebagai orang yang dianggapnya
paling pintar di antara pendukung pemerintah, Fahri menilai seharusnya
Budiman bisa menggunakan diksi yang lebih cermat.
"Mas @budimandjatmiko yang terhormat, ente mungkin paling pintar di antara
pendukung pemerintah.. ya tetep pintar dong… kasih pencerahan ke dalam.
Masak kosa kata nggak nambah-nambah sih," ucap Fahri.
Budiman lantas menjawab kalau dirinya hanya akan menggunakan kosa kata baru
apabila ada fenomena-fenomena baru saja. Apabila isu yang dibahas masih
berupa fenomena serupa, maka ia enggan untuk menambah kosa kata.
Debat tidak berhenti sampai di situ. Fahri lantas melebarkan debat dengan
menyinggung soal negara yang gagal memberantas korupsi dan narkoba.
Ia bertanya kepada Budiman negara mana yang mesti disalahkan akan kondisi
tersebut. Bukan hanya itu, Fahri kembali menyerang Budiman dengan pertanyaan
lain.
"Atau kalau pakai afghanistan, kalau mereka gagal jadi negara moderen
seperti kita. Yang salah Amerika, taliban, ISIS, atau Islam?," tanya Fahri.
"ISIS relatif pemain baru di Afghanistan. Amerika dan Taliban pemain lama..
Islam? Ada banyak negara mayoritas Musim yang tak gagal. Dan aku mau
Indonesia bagian dari yang tak gagal itu," jawab Budiman.
Debat terus berlanjut sampai akhirnya Fahri menilai kalau di Indonesia kerap
gagal karena masih menuduh Islam sebagai bagian dari teroris. Menurutnya hal
tersebut tengah diperbaiki supaya Indonesia bisa lebih maju.
"Kegagalannya adalah karena gagal menghilangkan bau tuduhan kepada
Islam..dan lebih buruk lagi karena negara terseret menuduh Islam…ini yang
ingin kita perbaiki supaya peradaban politik negara kita lebih maju.. ini
yang sekarang sudah diperbaiki di negara-negara asal kampanye sesat ini..,"
jelasnya.
Budiman pun menjadi sependapat dengan Fahri kalau Islam kerap menanggung
beban dengan cap teroris. Tetapi ia menilai kalau bukan hanya Islam saja
yang memiliki beban itu.
"Ya, Islam menanggung beban itu. Seperti Hindu menanggung beban terorisme di
Srilanka atau Katholik dan Protestan di Irlandia Utara. Karena itu harus
lebih banyak tokoh Islam mengecam terorisme sambil mengajak umat menjemput
masa depan yang enggak ada preseden masa lalunya," cuit Budiman.
Kegagalanya adalah karena gagal menghilangkan bau tuduhan kepada Islam..dan lebih buruk lagi karena negara terseret menuduh Islam…ini yg ingin kita perbaiki supaya peradaban politik negara kita lebih maju.. ini yg sekarang sudah diperbaiki di negara2 asal kampanye sesat ini.. https://t.co/dx3Y2lNnwc
— #FahriHamzah2021 (@Fahrihamzah) October 9, 2021
Source:
Silahkan Klik Link Ini
Diterbikan: oposisicerdas.com
Foto: Kolase Budiman Sudjatmiko dan Fahri Hamzah/Net
Debat Sengit Budiman Sudjatmiko vs Fahri Hamzah dari Kafir, Densus 88 hingga Afghanistan
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar