Reshuffle Menteri, Refly Harun: Jokowi Akan Lihat Siapa yang Berguna Untuknya di Masa Depan

Pengamat politik, Jamiluddin Ritonga menyoroti sejumlah menteri kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dia nilai layak untuk di-reshuffle.

Jamiluddin menyorot para menteri dalam penanganan Covid-19 dan menurutnya, kinerja sejumlah menteri Jokowi yang menangani Covid-19 tidak memuaskan.

Salah satunya adalah Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Maves), Luhut Binsar Panjaitan yang sekaligus merupakan Kordinator PPKM Jawa dan Bali.

Selain Luhut, Jamiluddin juga mengungkapkan sejumlah nama menteri lain yang memang tugasnya dekat dengan penanganan Covid-19.

“Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin termasuk yang layak di-reshuffle,” tuturnya.

Lebih lanjut, Menteri Komunikasi dan Informatika, Johni G Plate dan Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziah juga layak diganti.

Ahli hukum tata negara, Refly Harun lantas memberikan tanggapannya terkait pernyataan dari Jamiluddin tersebut.

Menurut Refly, persoalan reshuffle sangat menarik dibahas dan tentu subjektif, hanya Jokowi yang bisa menilai.

“Kalau soal reshuffle ini selalu ngeri-ngeri sedap dan tentu subjektif ya, yang bisa menilai, yang merasa puas atau tidak yaitu tentu Presiden Jokowi sendiri ya,” ujarnya dilansir melalui kanal Youtube Refly Harun, Selasa, 24 Agustus 2021.

Bedasarkan teori Refly, ada tiga penilaian Jokowi terhadapa menterinya, yaitu investasi masa lalu, kinerja hari ini, dan investasi masa depan.

“Investasi masa lalu nya itu, apakah menteri ini termasuk inner-circle kemenangan atau tidak. Kalau mereka atau sosok itu berjasa di pada pemenangan Jokowi, terutama korban harta ya, tidak hanya sekedar tenaga dan otak, maka bisa jadi dia kuat di situ,” paparnya.

Bisa saja hal ini membuat Jokowi malah utang budi terhadap sosok tersebut.

“Jangan-jangan malah presiden ‘berhutang’ kepada dia,” imbuhnya.

Berikutnya kinerja hari ini yang tentu aktual.

“Berikutnya adalah kinerja hari ini. Ini yang aktual, aktualnya adalah bagaimana kinerjanya hari ini, apakah bagus atau tidak, apakah memenuhi ekspektasi atau tidak,” jelasnya.

Untuk investasi masa depan, menurut advokat satu ini akan berkaitan dengan Pilpres 2024.

“Nah yang ketiga adalah investasi masa depan. Untuk investasi masa depan ini adalah ya harus dikaitkan dengan preferensi Jokowi untuk Pilpres 2024,” ungkapnya.

Sehingga Jokowi diperkirakan belum akan secara radikal menentukan putra atau putri mahkota.

“Jadi diperkirakan Presiden Jokowi memang belum akan secara radikal menentukan satu putra mahkota atau satu putri mahkota,” terangnya.

Karena Jokowi akan melihat siapa yang kira-kira akan berguna bagi dirinya di masa depan.

“Dia akan melihat, siapa yang kira-kira bakal menguntungkan dia, bakal melindungi dia dan kemudian juga bisa menjaga dinasti keluarganya yang sudah terjun sebagai Wali Kota Medan, Bobby Nasution dan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming,” pungkasnya. ***

Source: Silahkan Klik Link Ini

Diterbikan: oposisicerdas.com

Foto: Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun./Net