Ivermectin Dijual Mahal di Toko Online, Terungkap Harga Sebenarnya

Ivermectin kian langka di pasaran usai disebut-sebut menjadi salah satu obat Covid-19.

Tak heran jika sekalinya ditemukan, harga Ivermectin terbilang cukup mahal.

Padahal menurut PT Indofarma Tbk, sebagai bagian dari Holding BUMN Farmasi menjelaskan bahwa Harga Eceran Tertinggi (HET) termasuk PPN obat cacing Ivermectin sendiri berkisar Rp157.700 atau setara Rp7.885 per tabletnya.

Namun di beberapa toko online Ivermectin justru dibanderol dengan harga Rp450.000 sampai Rp490.000.

Oleh karena itu, PT Indofarma Tbk menegaskan kembali bahwa harga tersebut tidak sesuai dengan HET termasuk PPN.

Sementara untuk Harga Netto Apotek (HNA) termasuk PPN dari Ivermectin tablet 12 mg atau per botol isi 20 tablet yang ditetapkan Perseroan adalah Rp123.200 atau setara Rp6.160 per tabletnya.

PT Indofarma Tbk menyebutkan perseroan memperoleh izin edar Ivermectin yang diberikan BPOM dengan nomor izin edar GKL2120943310A1.

“Perseroan memiliki kapasitas produksi Ivermectin eksisting 4,5 juta tablet per bulan dengan menggunakan satu lini fasilitas produksi,” ujar PT Indofarma Tbk.

PT Indofarma Tbk juga mengatakan pihaknya akan mengantisipasi ledakan perburuan Ivermectin di kalangan masyarakat dengan meningkatkan kuantitas produksi.

“Guna mengantisipasi kebutuhan masyarakat, rencana produksi Perseroan untuk produk Ivermectin pada awal Juli 2021 sampai dengan Agustus 2021 sekitar 13,8 juta tablet,” kata PT Indofarma Tbk.

Selanjutnya PT Indofarma Tbk menjabarkan tata cara mendapat obat Ivermectin di fasilitas kefarmasian.

“Saat ini produk Ivermectin PT Indofarma dapat diperoleh melalui resep dokter di jaringan Apotek Kimia Farma dan Halodoc,” kata PT Indofarma Tbk.

Ke depannya, PT Indofarma Tbk berencana memperluas jaringan sesuai dengan kebutuhan penyaluran produk.

“Dan jaringan tersebut akan kami perluas sesuai dengan kebutuhan penyaluran produk untuk masyarakat,” ucap PT Indofarma Tbk.

Source: Silahkan Klik Link Ini

Diterbikan: oposisicerdas.com

Foto: Ilustrasi obat Covid-19. /Pixabay/geralt/stevepb