Kebakaran Kantor Terra Drone Disebut Terkait Banjir Sumatra: Dugaan Penghilangan Data Mafia Sawit Mencuat
Kebakaran yang melalap Gedung Terra Drone Indonesia di kawasan Jakarta pada 10 Desember 2025 kini memasuki babak baru. Peristiwa yang awalnya dianggap sebagai insiden K3 biasa berubah menjadi isu beraroma skandal setelah muncul dugaan keterkaitannya dengan bencana banjir bandang di Sumatra beberapa hari sebelumnya.
Terra Drone dikenal sebagai salah satu perusahaan layanan drone terbesar di dunia yang memegang peran vital dalam pemetaan lahan perkebunan sawit di Indonesia. Perusahaan ini bukan hanya melakukan survei udara, tetapi juga mengelola basis data pemetaan lebih dari 600.000 hektare lahan sawit di Sumatra, termasuk area yang rentan terhadap penebangan liar, deforestasi masif, hingga indikasi aktivitas kelompok mafia sawit.
Sumber internal yang enggan disebut namanya menyebutkan bahwa seluruh data penting—termasuk hasil pemetaan areal, rekaman jejak perubahan tutupan lahan, hingga indikasi aktivitas ilegal—disimpan dalam pusat data di gedung tersebut.
“Server yang menyimpan pemetaan prioritas itu ada di lantai yang ikut terbakar. Semua raw data, flight record, dan log aktivitas klien habis,” ujar sumber itu.
Kehilangan data ini terjadi hanya berselang beberapa hari setelah banjir bandang di Sumatra menyeret tumpukan kayu hasil tebangan liar. Banjir tersebut sempat mengungkap massifnya deforestasi di sejumlah daerah, memicu tanda tanya mengenai aktor-aktor yang diuntungkan dari hilangnya data pemetaan yang dapat membuka keterlibatan oknum tertentu.
Publik kini mempertanyakan: apakah kebakaran ini benar murni insiden, atau justru terorganisir untuk menghilangkan barang bukti?
Pakar kebencanaan dan lingkungan, Ardi Prakoso, melihat anomali yang tak bisa diabaikan.
“Momentum kebakaran ini terlalu sempurna. Ketika isu banjir dan kayu illegal logging naik, justru pusat data perusahaan yang memetakan lahan-lahan itu terbakar. Sulit tidak curiga,” kata Ardi.
Beberapa aktivis lingkungan yang selama ini mengawal kasus mafia sawit di Sumatra menyebut kemungkinan adanya pihak-pihak yang ketakutan dengan akurasi data Terra Drone, terutama karena pemetaan udara mampu memperlihatkan pola penebangan ilegal secara detail dan timestamp yang tidak bisa dimanipulasi.
Kepolisian diminta melakukan penyelidikan menyeluruh, termasuk pelacakan titik awal api, potensi sabotase listrik, hingga motif pihak-pihak yang dirugikan oleh keberadaan data pemetaan tersebut.
“Kalau kebakarannya menjalar tepat ke ruang server dan backup tidak ditemukan, ini mustahil hanya kebetulan,” ujar Direktur LSM Forest Eye, Damar Wirawan.
Sementara itu, pihak Terra Drone belum memberikan pernyataan resmi terkait dugaan hubungan antara banjir Sumatra dan kebakaran kantor mereka.
Banjir bandang Sumatra yang mengangkut kayu-kayu gelondongan kini semakin dianggap sebagai alarm darurat yang memperlihatkan betapa luas dan sistematisnya deforestasi yang terjadi.
Dengan hilangnya data pemetaan lahan Terra Drone, pengungkapan terhadap aktivitas ilegal di sektor sawit bisa semakin buram, dan publik harus menunggu apakah pihak berwenang berani menyentuh kemungkinan skenario terburuk: apakah ini kebakaran biasa, atau operasi untuk menghilangkan jejak mafia sawit?
Sumber: suaranasional
Foto: Kebakaran Kantor Terra Drone/Net
Kebakaran Kantor Terra Drone Disebut Terkait Banjir Sumatra: Dugaan Penghilangan Data Mafia Sawit Mencuat
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:

Tidak ada komentar