Breaking News

Ratusan Perahu Nelayan Sampang Adang Kapal Raksasa Petronas di Tengah Laut


Lautan di perairan Ketapang, Sampang, Madura, mendadak bergolak bukan karena badai, melainkan oleh amarah ratusan nelayan yang merasa sumber kehidupan mereka terancam.

Sebuah video yang viral di media sosial merekam momen dramatis ketika armada perahu kayu tradisional mengepung sebuah kapal survei raksasa milik perusahaan migas asal Malaysia, Petronas.

Pemandangan ini menjadi simbol perlawanan sengit masyarakat pesisir terhadap aktivitas industri yang dinilai mengabaikan nasib mereka.
@madura.pers Sampang – Aksi protes besar-besaran meletus di perairan Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura, bertepatan dengan ulang tahun ke-74 Presiden Prabowo Subianto, Jumat (17/10/2025). Ratusan nelayan bersama ibu-ibu pesisir menggelar demonstrasi di tengah laut menolak kegiatan survei migas yang dilakukan oleh perusahaan asal Malaysia, Petronas, di area Sumur Barokah. Dengan ratusan kapal nelayan, massa aksi mendatangi langsung kapal survei Petronas yang tengah beroperasi. Mereka membentangkan spanduk penolakan bertuliskan “Tolak Survei Migas Petronas, Laut Milik Nelayan!” sambil meneriakkan yel-yel kecaman. Tokoh nelayan Ketapang, Winarno, menyebut aksi ini sebagai bentuk kekecewaan mendalam terhadap ketidakjelasan kompensasi bagi nelayan yang terdampak aktivitas migas. “Kami menolak keras survei dan eksplorasi Petronas. Kompensasi bagi nelayan tidak jelas, sementara aktivitas mereka sudah mengganggu jalur tangkap ikan,” tegas Winarno. Ia memperingatkan, jika Petronas tetap memaksakan survei, ratusan kapal nelayan siap kembali turun ke laut untuk menghadang kapal survei. “Kalau kapal Petronas masih beroperasi, kami tidak akan diam. Seratus kapal siap mengusir mereka dari perairan Ketapang,” katanya lantang. Aksi yang berlangsung di bawah terik matahari itu berlangsung damai namun menegangkan. Sejumlah kapal nelayan mengepung kapal survei Petronas di titik operasi, menandai puncak kemarahan masyarakat pesisir yang merasa diabaikan. Para ibu nelayan turut serta dalam aksi ini dengan membentangkan banner bertuliskan “Laut untuk Anak Cucu Kami, Bukan untuk Asing!” Bagi warga pesisir Ketapang, laut bukan sekadar ruang ekonomi, melainkan sumber kehidupan dan warisan generasi. Aktivitas eksplorasi migas dinilai mengancam ekosistem laut dan keberlanjutan nelayan kecil di Madura bagian selatan. Aksi di laut Ketapang bukan sekadar protes ekonomi, tetapi juga simbol perlawanan rakyat pesisir terhadap ketimpangan eksploitasi sumber daya alam. Mereka menilai kehadiran perusahaan asing seperti Petronas mencerminkan lemahnya perlindungan negara terhadap masyarakat lokal. Hingga berita diterbitkan, para nelayan masih mengepung kapal survie milik Petronas yang meminta untuk menghentikan aktivitasnya. Mereka menegaskan akan terus berlanjut hingga pemerintah dan pihak perusahaan memberi kepastian hukum dan kompensasi yang layak. Penulis: Anaf #Petronas #NelayanKetapang #AksiNelayanSampang #TolakSurveiMigas #SumurBarokah ♬ suara asli - Madura Pers
Dalam rekaman video, puluhan hingga ratusan perahu nelayan terlihat mengelilingi kapal Petronas yang jauh lebih besar.

Dari dek kapal raksasa tersebut, para kru hanya bisa memandang lautan yang dipenuhi perahu-perahu kecil yang terus merapat.

Sementara itu, dari sisi nelayan, teriakan penolakan dan suara mesin perahu yang meraung-raung menciptakan suasana yang tegang di tengah birunya laut.

Bahkan diantara mereka diduga membawa sajam berjenis parang.

Aksi besar-besaran ini merupakan puncak kekecewaan para nelayan, termasuk para ibu nelayan dari pesisir pantura, terhadap kegiatan survei yang dilakukan Petronas di area Sumur Barokah.

Lokasi ini merupakan jalur vital bagi mereka untuk menangkap ikan, tempat di mana jala ditebar demi memastikan dapur tetap bisa mengepul.

Aktivitas survei migas dianggap telah mengganggu dan merusak area tangkap mereka.

Menurut Winarno, seorang tokoh nelayan Ketapang, aksi ini terpaksa dilakukan karena tidak adanya kejelasan mengenai kompensasi bagi para nelayan yang terdampak langsung.

"Kami menolak keras survei dan eksplorasi Petronas. Kompensasi bagi nelayan tidak jelas, sementara aktivitas mereka sudah mengganggu jalur tangkap ikan," tegas Winarno.

Tuntutan mereka sederhana namun fundamental, hentikan semua kegiatan survei sampai ada kesepakatan yang adil dan transparan mengenai ganti rugi.

Ratusan Perahu Nelayan Sampang Hadang Kapal Raksasa Petronas di Tengah Laut (Instagram)

Para nelayan tidak main-main dengan ancaman mereka. Mereka bersumpah akan melakukan aksi yang lebih besar jika tuntutan mereka diabaikan.

"Kalau kapal Petronas masih beroperasi, kami tidak akan diam. Seratus kapal siap mengusir mereka dari perairan Ketapang," ancam Winarno, menyuarakan tekad bulat komunitasnya.

Perlawanan ini tidak hanya datang dari kaum pria. Di darat, para ibu nelayan turut menggelar aksi, membentangkan spanduk-spanduk berisi pesan yang menusuk. 

"Tolak Survei Migas Petronas, Laut Milik Nelayan!" dan "Laut untuk Anak Cucu Kami, Bukan untuk Asing!" menjadi bukti bahwa perjuangan ini adalah perjuangan seluruh komunitas untuk mempertahankan masa depan generasi mereka.

Sumber: suara
Foto: Ratusan Perahu Nelayan Sampang Hadang Kapal Raksasa Petronas di Tengah Laut (Instagram)

Ratusan Perahu Nelayan Sampang Adang Kapal Raksasa Petronas di Tengah Laut Ratusan Perahu Nelayan Sampang Adang Kapal Raksasa Petronas di Tengah Laut Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar