Viral Potret Kontras Gaya Hidup Pejabat dan Rakyat Jelata yang Bikin Miris
Lupakan sejenak pidato kemerdekaan yang penuh retorika. Sebuah video bisu
berdurasi singkat dari Kabupaten Gowa justru menjadi cermin paling jujur
tentang kondisi bangsa ini.
Rekaman seorang bocah yang dengan gembira memunguti sisa snack dari perayaan
HUT RI ke-80 para pejabat bukan lagi sekadar potret pilu ini adalah sebuah
dakwaan telak terhadap sistem yang membiarkan pemborosan uang rakyat terjadi
di depan mata.
Di saat elite merayakan dengan fasilitas yang didanai pajak, seorang anak
harus mencari makan dari apa yang mereka buang. Video ini bukan lagi tentang
kemiskinan, ini tentang keadilan yang terinjak-injak.
Teater Kemewahan yang Dibiayai Rakyat
Mari kita bedah adegan ini secara gamblang. Lapangan Sultan Hasanuddin,
Gowa, menjadi panggung sebuah teater absurd.
Aktor utamanya adalah para pejabat daerah dan tamu undangan yang duduk
nyaman, menikmati seremoni dengan fasilitas lengkap, termasuk kotak-kotak
snack yang mungkin bahkan tak sempat mereka sentuh.
Ketika pertunjukan usai dan para aktor elite pulang, properti
mereka—kotak-kotak makanan sisa—menjadi harta karun bagi rakyat jelata.
Bocah laki-laki dalam video itu adalah representasi nyata dari penonton yang
tak pernah diajak masuk ke dalam gedung pertunjukan, yang hanya bisa
memungut remah-remah dari pesta yang mereka danai.
Ini bukan spekulasi, ini adalah fakta visual. Makanan yang terbuang itu
dibeli menggunakan anggaran negara, yang sumbernya adalah pajak dari jutaan
rakyat, mungkin termasuk orang tua si bocah itu sendiri.
Ledakan Amarah Digital: 'Kebencian Anda Terhadap Pemerintah Valid'
Reaksi publik di media sosial bukanlah sekadar simpati, melainkan ledakan
amarah yang terpendam. Warganet dengan cerdas langsung mengidentifikasi akar
masalahnya penggunaan uang rakyat yang sia-sia dan arogansi yang tak
terlihat.
Komentar-komentar yang muncul bukan lagi keluhan, melainkan vonis publik:
"Itu makanan yg dibuang2 pake duit pajak kan ya?," cuit @wika*, sebuah
pertanyaan retoris yang menusuk langsung ke jantung persoalan.
"Gak apa2, yg hin4 adalah mereka yg buang2 makanan dan yg makan uang
rakyat," imbuh @pr13*, membandingkan martabat seorang anak yang mencari
makan dengan moralitas para koruptor.
Puncaknya, pernyataan dari akun @digs* menjadi rangkuman sempurna dari
sentimen kolektif: "Kebencian anda terhadap pemerintah valid, kok."
Sebuah validasi bahwa rasa muak publik bukanlah tanpa alasan, melainkan
respons logis atas tontonan ketidakadilan.
Kegagalan Empati yang Sistemik
Insiden di Gowa ini secara brutal menelanjangi penyakit kronis birokrasi
kegagalan empati.
Bagaimana mungkin sebuah acara yang dirancang untuk merayakan kemerdekaan
seluruh bangsa, justru menciptakan pemandangan yang begitu memilukan dan
memecah belah? Ini menunjukkan adanya jurang apatisme yang dalam antara para
pengambil kebijakan dengan realitas kehidupan warganya.
Bagi mereka, sekotak snack mungkin tak ada artinya. Tapi bagi bocah itu,
sekantong kresek berisi sisa snack adalah sebuah kemenangan, sebuah pesta
kecil yang ia rayakan sendirian.
Sumber:
suara
Foto: Viral Potret Kontras Gaya Hidup Pejabat dan Rakyat Jelata yang Bikin
Miris [Instagram]
Viral Potret Kontras Gaya Hidup Pejabat dan Rakyat Jelata yang Bikin Miris
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:

Tidak ada komentar