Geger Tarif Parkir Masjid Agung Demak Capai Rp 65 Ribu, Warga Protes Keras!
Sebuah unggahan viral dari seorang sopir transportasi pariwisata kembali
membuka luka lama tentang carut-marut pengelolaan parkir di kawasan Masjid
Agung Demak.
Dalam video yang dibagikan oleh driver Talmas Transport, sang sopir
mengeluhkan dua pilihan tarif parkir yang ia hadapi saat mengantar rombongan
ke Masjid Agung Demak: Rp50.000 tanpa karcis dan Rp65.000 dengan karcis
resmi.
Keluhan ini langsung menyulut reaksi dari warganet. Bukan semata soal harga,
tetapi soal keadilan, transparansi, dan etika dalam mengelola fasilitas
rumah ibadah yang seharusnya tidak menjadi lahan pungutan liar.
Tarif Parkir Masjid Agung Demak Jadi Momok Baru
Masjid Agung Demak, Salah Satu Peninggalan Kerajaan Demak
(pariwisata.demakkab.go.id)
Masjid Agung Demak adalah ikon sejarah Islam di Indonesia. Ribuan peziarah
dan wisatawan datang setiap bulan untuk mengunjungi masjid peninggalan Wali
Songo ini. Namun, tingginya antusiasme pengunjung ternyata tidak diimbangi
dengan pengelolaan fasilitas publik yang profesional dan transparan.
Menurut pengakuan driver yang viral tersebut, ia dihadapkan pada dua opsi
yang sama-sama terasa ganjil. Jika memilih tidak menggunakan karcis, ia
cukup membayar Rp50.000.
Tapi jika ia minta karcis resmi, justru dikenakan tarif lebih mahal, yakni
Rp65.000.
“Kondisi ini tentu menuai tanda tanya besar. Apakah wajar parkir di rumah
ibadah dikenakan biaya sebesar itu? Dan kenapa justru lebih mahal saat
menggunakan karcis resmi?,” tulis akun Instagram Info Kejadian Demak pada
Selasa (29/7/2025).
Netizen: “Ini Sudah Lama, Tapi Terus Terulang”
Reaksi warganet menunjukkan bahwa ini bukan kali pertama persoalan parkir
Masjid Agung Demak menjadi sorotan. Salah satu komentar berbunyi, “Dulu
sudah pernah ditertibkan karena viral juga… ini kok terulang lagi? Miris,
Cen Demak,” tulis seorang pengguna.
Ada pula yang membandingkan tarif parkir di masjid lain. “Parkir motor di
Masjid Demak Rp3.000, di Sunan Kudus dan Muria cuma Rp5.000, sih. Murah
Demak,” tulis akun lainnya. Komentar ini menunjukkan bahwa persoalan harga
parkir di Demak tidak konsisten dan cenderung tidak masuk akal.
Warganet juga menyoroti bagaimana lemahnya pengawasan pemerintah daerah
terhadap praktik-praktik semacam ini. Salah satu komentar menyindir langsung
kepemimpinan daerah: “Demak itu kabupaten ga teratur, pemimpinnya juga nggak
ngurus, pada gedein perut sendiri-sendiri.”
Yang tak kalah menarik adalah komentar yang menyinggung soal anggaran
pengelolaan Masjid Agung Demak. “Jangan sampai ada oknum yang mengotori
tempat Kanjeng Sunan Kalijaga & Kesultanan Demak.
Padahal Masjid Agung dan makam sudah dapat anggaran dari lelang sawah yang
nilainya miliaran. Tapi uangnya ke mana? Sampe parkir semahal itu buat apa?”
tulis salah satu netizen yang menandai langsung akun Bupati Demak, dr.
Eisti’anah.
Unggahan ini menunjukkan bahwa warga mulai mempertanyakan ke mana sebenarnya
anggaran besar yang seharusnya bisa digunakan untuk membiayai operasional
masjid, termasuk pengelolaan parkir.
Jika dana dari lelang sawah memang benar ada dan besar, mengapa masih ada
pungutan mahal kepada para peziarah?
Pertanyaan-pertanyaan ini pantas untuk dijawab secara terbuka oleh pihak
terkait—baik pengelola masjid, dinas perhubungan, maupun pemerintah
kabupaten.
Perlu Audit dan Penataan Ulang Pengelolaan Parkir
Kondisi seperti ini tidak bisa dianggap remeh. Masjid Agung Demak bukan
hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol peradaban Islam di Jawa. Pengunjung
datang dari berbagai penjuru negeri, dan pengalaman mereka akan menjadi
cermin dari tata kelola dan pelayanan publik daerah.
Jika parkir saja sudah menyisakan kesan negatif, bagaimana dengan aspek
lain?
Pemerintah Kabupaten Demak bersama PD Parkir atau dinas teknis terkait perlu
segera melakukan audit menyeluruh atas pengelolaan parkir di kawasan Masjid
Agung.
Jika benar ada oknum yang bermain, maka harus ditindak tegas. Jika tarif
memang resmi, maka harus ada transparansi mengenai dasar perhitungannya.
Unggahan seperti ini adalah sinyal bahwa masyarakat sudah jenuh dengan
praktik-praktik tak wajar yang terus terjadi berulang. Apalagi jika
menyangkut tempat suci seperti masjid.
Sudah saatnya pemerintah daerah tidak hanya bertindak saat sudah viral, tapi
mulai menata dari hulu ke hilir secara sistematis dan akuntabel.
Dengan parkir yang tertib, tarif yang wajar, serta pengelolaan yang jujur,
Masjid Agung Demak tidak hanya menjadi destinasi spiritual, tapi juga
menjadi contoh baik pelayanan publik yang beradab.
Sumber:
suara
Foto: Viral tarif parkir kendaraan di Masjid Agung Demak mencapai Rp60 ribu.
[Instagram]
Geger Tarif Parkir Masjid Agung Demak Capai Rp 65 Ribu, Warga Protes Keras!
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:


Tidak ada komentar