Robert Bonosusatya, Pimpinan PT RBT yang Diduga Bos Besar Korupsi Timah hingga Pernah Dicecar MAKI

Baca Juga

Robert Bonosusatya yang kerap dikenal RBT akhir-akhir ini namanya berseliweran di media sosial.

Hal ini terjadi lantaran kasus korupsi timah yang merugikan negara sebesar Rp271 triliun naik menjadi Rp300 triliun.

Terlebih lagi, Robert Bonosusatya diduga sebagai salah satu pimpinan di PT Refined Bangka Tin (RBT) yang sempat digeledah.

PT RBT digeledah Kejaksaan Agung (Kejagung) melalui Jaksa Muda Agung Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) pada akhir 2023 lalu.

Tidak hanya itu, Robert alias RBT ini juga diperiksa oleh Kejagung atas dugaan sebagai dalang kasus korupsi timah.

Usut demi usut, Robert justru membantah tudingan bahwa ia mengelola perusahaan besar tersebut.

Dirinya diketahui hanya sebagai pemegang saham PT RBT pada 2018 silam.

Ia juga mengaku bahwa tidak ikut andil dalam pusaran kasus korupsi timah yang disinyalir telah merugikan negara hingga Rp300 triliun.

Seperti yang diketahui, Robert merupakan sosok yang memiliki rekam jejak di ruang lingkup pertambangan.

“Saya bukan pemilik PT RBT. Kami ada kapal sendiri. Kami sekarang kerja baik-baik,” ucapnya yang dilansir Kilat.com dari akun X @Heraloebss.

Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa dirinya memiliki hubungan dengan para petinggi PT. RBT.

Hal ini dikonfirmasi oleh Arthur Hedar selaku kuasa Hukum Robert dan Harvey Moeis.

Arthur menuturkan bahwa Suparta selaku Dirut PT RBT memang memiliki hubungan dengan Robert.

Ia juga menjelaskan bahwa Robert merupakan salah satu pemegang saham PT RBT.

"Mereka berdua memang berteman, sama-sama orang tambang," ucapnya.

“Pada 2018 lalu Robert diketahui memang masih menguasai saham perusahaan,” lanjutnya.

Diketahui sebelumnya, Robert alias RBT dicecar sebagai bos korupsi timah oleh salah satu aktivis sosial.

Sebagaimana yang dikonfirmasi oleh koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman.

“RBS diduga pihak yang mendirikan dan mendanai perusahaan-perusahaan,” ucapnya.

“Hal itu digunakan sebagai alat untuk melakukan korupsi tambang timah,” jelasnya. (*)

Sumber: kilat

Foto: Sosok Robert Bonosusatya. (x/jaksapedia)