Breaking News

PENGAKUAN Eks Anggota Konsorsium 303, Benarkan Soal Diagram yang Beredar: Ada Grup Telegram


Mantan mafia judi online di Indonesia memberikan pengakuan terkait bagan konsorsium 303 judi online yang mencuat ke publik. 

Eks mafia judi Indonesia bernama  Ali itu memastikan bahwa bagan diagram konsorsium 303 yang mencuat ke publik benar adanya. 

Ia menyebutkan bahwa konsorsium yang ramai menjadi perbincangan di publik, melindungi mafia judi online benar adanya.

Ali, secara eksklusif, mengungkapkan tentang keberadaan konsorsium yang melindungi mafia judi itu kepada presenter KOMPAS TV, Aiman Witjaksono.

Ali mengaku mengenal sebagian nama yang tertera dalam diagram Konsorsium 303 yang disebut-sebut menarik ‘upeti’ dari pengusaha judi online di Indonesia.

“Hanya sebagian (kenal nama dalam diagram Konsorsium 303),” kata Ali.

Meski demikian, Ali kepada Aiman memastikan bahwa benar adanya nama-nama dalam diagram Konsorsium 303 yang beredar di publik.

Kesaksian Ali, sempat dikonfirmasi ulang oleh Aiman, sebab ada nama Ferdy Sambo dan sejumlah anggota Polri lainnya dalam diagram Konsorsium 303.

“Apakah nama-nama tersebut yang Anda lihat berada di dalam Konsorsium 303,” tanya Aiman.

“Iya, benar ada,” jawab Ali.

“Anda yakin dengan jawaban Anda,” kata Aiman.

Ali kemudian meyakinkan Aiman dengan mengatakan dirinya pernah dihubungi oleh satu di antara nama yang tercantum di dalam diagram Konsorsium 303.

“Ya, ada salah satu yang dari diagram itu menghubungi saya, aparatnya itu (oknum polisi) maksudnya (menghubungi saya),” ucap Ali.

Dalam komunikasi yang dibangun, kata Ali, Konsorsium 303 mengajaknya kerja sama dengan mengatasnamakan PT yang terkenal.

“Jadi, kerja sama untuk keamanan di Indonesia, (kerja sama) hukum,” ucap Ali.

Ali menuturkan dalam usaha judi yang dijalankannya, ada komunitasnya. Salurannya mulai dari facebook dan Telegram.

Pemilihan saluran komunikasi via Telegram, dikatakan Ali karena Telegram tidak bisa disadap.

“Kita ada komunitas dalam grup, jadi kita berkomunikasi lewat situ, yang paling aktif sih telegram, karena telegram tidak bisa disadap,” ujar Ali.

Sebagai informasi, diagram Konsorsium 303 ini sempat menjadi pertanyaan sejumlah Anggota Komisi III DPR ketika rapat dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Sebab dalam diagram tersebut ada nama Ferdy Sambo yang sebelumnya menjabat Kadiv Propam Polri dan sejumlah pejabat Polri lainnya.

Merespons Komisi III DPR ketika itu, Kapolri menegaskan tidak akan diam dan siap memecat siapa pun anggotanya yang terlibat.

Dalam keterangan terkini, Kapolri bahkan mengaku sudah menggandeng PPATK untuk mengungkap soal dugaan Konsorsium 303 yang melindungi mafia judi.

IPW: Bukan Hoaks!

Konsorsium 303 judi online menjadi perbicangan pubik. Usai mencuat dugaan Ferdy Sambo membekingi judi, identitas para mafia judi di Indonesia dicari. 

Pada tayangan yang dipandu oleh Aiman Witjaksono mendapatkan laporan keuangan bandar judi yang diduga disetor ke oknum Polisi.  

Aiman dalam wawancara eksklusif dengan narasumber mendapatkan data aliran uang judi ke oknum Polisi dengan kode 'Coklat'. 

Aiman mendapatkan laporan keuangan mafia judi ke oknum Polisi. 

Pada program AIMAN di KompasTV, laporan keuangan dari konsorsium judi, yang selama ini dikenal dengan "Konsorsium 303" dan dikaitkan dengan kasus Ferdy Sambo.

Terungkap bahwa dari hasil laporan keuangan mafia judi, rata-rata Rp 20 miliar digelontorkan setiap bulan, dan sebagian besarnya diberi kode "Coklat" yang merujuk pada anggota polisi.

Sebelumnya beredar diagram Konsorsium 303.

Diagram ini, sempat ramai dibahas. Bahkan termasuk saat rapat antara Kapolri dengan DPR Komisi III.

Sejumlah anggota DPR bersuara, agar kasus Konsorsium 303, yang kerap dikatakan sebagai bagian dari Kerajaan Ferdy Sambo, diusut tuntas kebenarannya.

Di akhir rapat, Kapolri, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, berjanji akan mengusut isu soal Konsorsium 303 yang dikaitkan dengan Ferdy Sambo.

"Saat ini kami masih mendalami, tim Propam sedang bekerja," kata Kapolri di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (24/8/2022).

Ketika itu, diagram Konsorsium 303 mengaitkan dengan Ferdy Sambo.

Data yang saya dapatkan terkait dengan aliran uang dari konsorsium ke sejumlah oknum polisi.

Berdasarkan pengamatan Aiman, bahwa banyak nama dari penerima uang konsorsium adalah nama-nama yang saat ini terkena kasus etik, dan sebagian bahkan sudah disidang etik.

Meski ada banyak yang sempat diperiksa, dan belum disidangkan, nama-nama tersebut tercatat menerima uang dari Konsorsium.

IPW Sebut Bukan Hoaks

IPW juga memastika data yang diberikan bukan hoaks. Pihaknya mendapatkan data dari penulusuran selaam ini.

Saya mendapati sejumlah pengeluaran, sebagian besar hanya menyebut kode "coklat", yang merujuk pada anggota polisi disertai dengan nama penerimanya. Kebutuhannya mulai dari tiket pesawat, bulanan, hingga kebutuhan pribadi seperti minuman dan cerutu.

Cerutu pada satu bulan misalnya, jumlah total tercatat sebanyak Rp70 juta lebih. Untuk minuman lebih dari Rp50 juta. Sementara untuk bantuan pejabat polisi untuk perjalanan ke Eropa, Rp560 juta.

Adapula tercatat, Pospol Pluit Rp10 Juta, hingga Bantuan Kasus Rekening Medan Rp386 Juta. Entah apa maksud dari Pemberian Pospol Pluit dan Kasus Rekening Medan ini.

Yang jelas, total laporan keuangan yang tertulis dari dugaan Konsorsium 303 kepada sejumlah oknum polisi ini, rata-rata Rp20 miliar setiap bulannya, yang sebagiannya juga digunakan tampaknya untuk kebutuhan operasional pribadi para pemegang uang di konsorsium ini.

Saya mendapatkan laporan keuangan dua bulan, yakni Oktober dan November 2021 lalu.

Atas hal ini, Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso, menyebutkan bahwa data ini bukanlah kabar bohong.

"Ini bukan hoaks," ungkap Sugeng kepada saya.

Sugeng meminta Kapolri segera menelusuri kebenaran hal ini. Menurut Sugeng, penelusuran ini bukanlah hal yang sulit. Karena PPATK telah mengumumkan aliran dana judi online saja, jumlahnya Rp155 triliun per tahun. Tentu hal ini dibarengi dengan aliran-aliran dana yang sudah dipetakan oleh PPATK.

Mengenai laporan keuangan konsorsium juga demikian, menurut Sugeng. Sudah terbuka lebar, dan mudah untuk menelusurinya.

Sejauh ini Kadivhumas Polri Irjen Dedi Prasetyo, saat ditanyakan soal perkembangan Kasus Konsorsium 303, juga terkait dengan pembelian tiket pesawat jet pribadi ke Jambi oleh sejumlah polisi dalam kasus Sambo, mengatakan masih dalam pendalaman.

“Itu bagian daripada, dari timsus ya, khususnya dari Wabprof ya,” tutur Dedi kepada wartawan di Gedung TNCC, Senin (19/9/2022).

Tiga Klaster Kasus Sambo

Jika kita kupas Kasus Sambo ini, maka ada tiga klaster alias kelompok kasusnya. Pertama adalah kasus pembunuhan berencana yang memang terus berjalan dan menuju ke pengadilan.

Kedua soal upaya sejumlah oknum polisi yang hendak menghapus jejak pembunuhan Yosua, atau yang dikenal dengan kasus obstruction of justice, juga masih terus berjalan.

Ketiga adalah kasus konsorsium judi yang sebelumnya disebut-sebut adanya Kerajaan Sambo yang melindungi sejumlah kegiatan ilegal, seperti judi online hingga narkoba. Hal ini yang sampai saat ini belum ada perkembangan berarti.

Tak ada kata lain, polisi haruslah mengungkap tuntas tanpa batas. Seperti juga pada tahap awal kasus Sambo, terlalu mahal jika ada segelintir oknum yang dilindungi, tapi merusak muruah institusi.

Sumber: tribunnews
Foto: Kolase foto Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Irjen Ferdy Sambo/INTERNET
PENGAKUAN Eks Anggota Konsorsium 303, Benarkan Soal Diagram yang Beredar: Ada Grup Telegram PENGAKUAN Eks Anggota Konsorsium 303, Benarkan Soal Diagram yang Beredar: Ada Grup Telegram Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar