Breaking News

Jenderal Listyo Sigit Beber Percakapan Sambo dengan Bharada E saat di Saguling: 'Saya Ingin Membunuh Yosua'


Sebelum mengeksekusi Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat di Duren Tiga, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap percakapan Ferdy Sambo dengan Bharada E.

Kapolri mengatakan, rencana pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Sambo di Duren Tiga bermula dari laporan istrinya, Putri Candrawathi di Magelang.

"Akan tetapi lebih kepada Richard menembak didahului dari peristiwa di Saguling, ada informasi dari ibu PC kepada FS," terang Kapolri.

Sejak itu, Sambo diduga telah menyusun rencana pembunuhan Brigadir J. Hal ini diperkuat dengan cerita Jenderal Listyo Sigit terkait pertemuan Sambo dengan Bharada E.

Pertemuan itu, kata Listyo Sigit, berlangsung di rumah pribadi Sambo di Saguling.

Peristiwa di Saguling inilah pertama kali Bharada E bersedia membantu Sambo untuk membunuh Brigadir J.

Selain itu Bharada E dijanjikan perlindungan oleh suami Putri Candrawathi itu dan dia juga mengetahui niat Sambo yang ingin membunuh Brigadir J.

"Terus kemudian si Richard dipanggil, lalu ditanya apakah yang bersangkutan siap untuk membantu, karena pada saat itu FS menyampaikan, 'Bahwa saya ingin membunuh Yosua'," terang Kapolri.

"Si Richard siap, 'Kalau kamu siap saya akan lindungi', kira-kira begitulah," sambung Kapolri.

Di awal-awal peristiwa ini Bharada E, kata Kapolri, masih patuh mengikuti skenario yang dibuat Ferdy Sambo bahwa peristiwa yang terjadi polisi tembak polisi.

Namun keterangan itu berubah setelah Bharada ditetapkan sebagai tersangka. Seolah-olah perlindungan Sambo terhadap dirinya tak terbukti ampuh.

"Sehingga kemudian dengan keyakinannya itulah dia tetap mempertahankan, berubah setelah Richard ditetapkan tersangka," beber Kapolri, sebagaimana dilansir Disway.id dari tayangan YouTube KOMPAS TV, Kamis 8 September 2022.

Bharada E Muak Bertemu Ferdy Sambo

harada E dan Ferdy Sambo sempat bertemu dalam rekonstruksi pembunuhan Brigadir J.

Ekpresi antara Bharada E dan mantan Kadiv Propam itu terlihat jadi sorotan publik di momen menegangkan tersebut.

Banyak publik yang menduga jika raut wajah Bharada E dengan Ferdy Sambo berbeda saat berjumpa.

Terkait hal ini, Deolipa Yumara selaku mantan kuasa hukum Bharada E berikan tanggapannya.

Menurut Deolipa Bharada E sudah tidak memiliki rasa takut kepada Ferdy Sambo.

"Kita tidak bisa lihat eksperesi, tapi kalau (rasa) takut tidak ada, tinggal rasa muak dan benci aja," ujar Deolipa.

"Kan pimpinannya juga sudah beda, kalau kemarin-kemarin dia merasa pimpinannya masih Sambo kan," sambungnya.

Menurut Deolipa, walaupun Bharada E ikut menembak tapi ia tetap benci kepada Ferdy Sambo karena dapat pengaruh kekuasan.

Selain itu, Brigadir j merupakan teman dekat satu kamar maka dari itu sudah cukup wajar jika ia sangat benci kepada Ferdy Sambo.

"Kemarin itu kan pada saat kejadian (Bharada E) dalam pengaruh kekuasaan, jadi dia ga bisa apa-apa, tapi sekarang dia lepas tapi timbul benci" ujarnya.

Deolipa juga menduga jika Bharada E alami trauma saat masuk ke TKP rumah Ferdy Sambo.

"Ya trauma dong, dia habis nembak kok disuruh ingat-ingat lagi," tegasnya.

Sebelumnya, Pihak LPSK mengungkapkan bahwa Bharada E jengkel dengan tersangka lain saat menjalani pemeriksaan konfrontasi pembunuhan Brigadir J di Duren Tiga yang digelar pada Selasa 31 Agustus lalu.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Hasto Atmojo Suroyo bahwa Bharada E jengkel saat pemeriksaan konfrontasi Putri Candrawathi tentang pembunuhan Brigadir J di rumah Ferdy Sambo terkait dengan keterangan rekan-rekannya.

Hasto menyampaikan bahwa Bhrada E merasa keterangan tersangka lain berbeda dengan apa yang disampaikannya.

“Bharada E jengkel mendengarkan keterangan tersangka lain, keterangan yang disampaika oleh tersangka lain terkesan dibuat-buat,” jelas Hasto.

Hasto juga menjelaskan bahwa keterangan dari Bharada E masih tetap konsisten dan kondisinya juga masih stabil.

Dalam pemeriksaan konfrontasi dengan tersangka lain, Bharada E dihadirkan secara terpisah melalui online.

Setelah menjalani pemeriksaan konfrontasi yang dilakukan terhadap Putri Candrawathi, pihak penyidik masih belum melakukan penahanan terhadap istri dari Ferdy Sambo ini.

Pengacara Putri Candrawathi, Arman Hanis menegaskan bahwa Polisi memutuskan untuk tidak menahan kliennya tersebut.

Meskipun Polisi tidak menahan Putri Candrawathi, tetapi yang bersangkutan tetap diminta untuk wajib lapor sebanyak dua kali dalam seminggu ke Bareskrim Polri

Lantas mengapa Putri Candrawathi pada akhirnya tidak dilakukan penahanan seperti tersangka pembunuhan Brigadir J yang lain?

Menurut Arman, Putri Candrawathi tidak ditahan lantaran alasan kemanusiaan karena masih mempunyai anak kecil dan kondisi kesehatan yang kurang stabil

"Terkait soal penahanan Ibu Putri, kami sudah mengajukan permohonan untuk tidak dilakukan penahanan," kata Arman Hanis, di gedung Bareskrim Polri pada Kamis, 1 September 2022.

"Karena alasan-alasan sesuai Pasal 31 ayat 1 KUHAP itu kita boleh mengajukan permohonan itu dan kita mengajukan karena alasan kemanusiaan," tambahnya.

Sumber: disway
Foto: Bharada E dan Irjen Pol Ferdy Sambo-Foto: Dok/Ilustrasi: Syaiful Amri-disway.id
Jenderal Listyo Sigit Beber Percakapan Sambo dengan Bharada E saat di Saguling: 'Saya Ingin Membunuh Yosua' Jenderal Listyo Sigit Beber Percakapan Sambo dengan Bharada E saat di Saguling: 'Saya Ingin Membunuh Yosua' Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar