Ekonom Ungkap Pemerintah Bayar Utang Rp 902 T, Said Didu: Inilah Alasan Pencabutan Subsidi BBM
Ekonom Awalil Rizky membongkar pelunasan pokok utang pemerintah tahun 2021.
Katanya, meski rasionya menurun dibanding tahun 2020. Namun masih melampaui
rekomendasi International Monetary Fund atau IMF.
“Tahun 2021: Pelunasan pokok utang pemerintah (Rp558,88T) dan bunga utang
(Rp343,49 T). Total keduanya: Rp902,37 T). Pendapatan negara: (Rp2011,35
T),” ujarnya melalui akun twitter @AwalilRizky, Jumat (9/9/2022).
“Debt Service to Revenue (DSR): 44,86%. Rasio menurun dari 2020, namun masih
sangat besar dan melampaui rekomendasi IMF (25-35%),” lanjutnya.
Tahun 2021: Pelunasan pokok utang pemerintah (Rp558,88T) dan bunga utang (Rp343,49 T). Total keduanya: Rp902,37 T). Pendapatan negara: (Rp2011,35 T). Debt Service to Revenue (DSR): 44,86%. Rasio menurun dari 2020, namun masih sangat besar dan melampaui rekomendasi IMF (25-35%). pic.twitter.com/Q2nM0RL8Cb
— Awalil Rizky (@AwalilRizky) September 9, 2022
Cuitan Awalil tersebut di retweet oleh, mantan sekertaris kementerian BUMN,
Said Didu.
Ia mengatakan, akibatnya 40 persen pendapatan negara digunakan untuk
membayar utang.
“Data bicara Thn 2021 sdh lebih dari 40% pendapatan negara digunakan untuk
membayar utang,” jelasnya.
“Inilah alasan sebenarnya shg subsidi harus dicabut yg akibatnya harga BBM
naik – yaitu sebagian besar dana APBN untuk membayar utang,” pungkasnya. (*)
Sumber:
herald
Foto: Mantan sekertaris kementerian BUMN, Said Didu/Net
Ekonom Ungkap Pemerintah Bayar Utang Rp 902 T, Said Didu: Inilah Alasan Pencabutan Subsidi BBM
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:

Tidak ada komentar