Breaking News

Mantan Kabais: Kasus Brigadir J Makin Buram Ditangan Komnas HAM


Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) Soleman Ponto mengungkapkan bahwa sebenarnya kasus tewasnya Brigadir J sudah ada yang mengetahui.

Soleman Ponto menjelaskan bahwa dalam kasus tewasnya Brigadir J semakin lama semakin kabur, padahal dari awal telah jelas ada korban dan ada pelaku.

Ponto menjelaskan yang ada beberpa hal yang harus menjadi prioritas yang pertama adalah surat izin senjata, karena senjata tersebut tentunya punya nama.

Setelah mendapatkan nama senjata kemudian dilanjutkan dengan melakukan introgasi yang bersangkutan.

Autopsi baru dilakukan setelah diketahui nama senjata, apakah peluru senjata tersebut cocok dengan yang terdapat pada korban.

“Dari awal saya sudah menduga bahwa kasus ini sudah ada yang mengetahui cerita sebenarnya,” tambah Ponto.

Ponto menjelaskan bahwa secara intelijen saya mengenyampingkan bahwa dari fakta yang terlihat bahwa ada sebuah kesedihan saat Ferdy Sambo dengan Irjen Fadil Imran.

Sedangkan isu pelecehan mesih merupakan opini karena secara fakta bahwa adalah adanya kematian.

“Apa sembenarnya yang terjadi kenapa saat ada kematian begitu terjadi kesedihan sehingga adanya adegan pelukan,” tambah Ponto.

Sedangkan soal pelecehan dalam aturan yang berlaku bahwa yang jika pelaku telah meninggal maka kasus di tutup.

Ponto menambahkan bahwa kasus ini semakin lama semakin kabur, apalagi dengan masuknya Komas HAM.

Hal ini karena Komnas HAM tidak lagi berjalan di sesuai dengan fungsinya.

“Dalam Undang-undang 39 tahun 1999 dimana pasal 4 mengatur bahwa hak untuk hidup tidak boleh dihilangkan oleh siapa saja,” jelas Ponto.

Dalam penjelasannya di channel youtube Refly Harun, Ponto menjelaskan bahwa Komnas HAM tidak konsentrasi pada pembelaan terhadap hak hidup oleh Brigadir J.

Bahkan Komnas HAM terlihat terlalu percaya dengan bukti CCTV yang di dapat dari 27 titik CCTV dengan 20 video.

“Namun dari sudut pandang intelijen jika dari semua keterangan tersebut ada satu yang meragukan maka akan ikut mengugurkan keterangan yang lain,” tambah Ponto.

Ponto menambahkan dari keterangan yang beredar termasuk apakah Ferdy Sambo dari Magelang ke Jakarta menggunakan pesawat atau melaui darat hingga Ibu Putri Candrawathi berteriak serta menelphone semua masih belum sebuah fakta.

“Kasus ini harusnya dapat dibuka dan mengemukanan kebenaran karena hal ini tak hanya bisa terjadi pada Brigadir J, namun bisa juga terjadi pada siapa saja,” tambah Ponto.

Terkait dengan penyelesaikan kasus ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Menko Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD kembali menginggatkan bahwa jangan ada yang disembunyikan dalam penanganan kasus tewasnya Brigadir J.

Menurut Mahfud MD, Kepala Negara meminta kasus tewasnya Brigadir J dibuka ke publik dan tak ada yang disembunyikan

"Presiden minta agar ini dibuka dengan sejujur-jujurnya. Kalau ada yang tersembunyi atau disembunyikan, nanti akan terlihat kalau ada upaya seperti itu," jelas Mahfud.

Mahfud MD menambahkan bahwa sejumlah lembaga seperti Kompolnas, LPSK, hingga Komnas HAM, juga berkoordinasi dengan dirinya terkait penanganan kasus Brigadir J.

Selain itu Mahfud MD juga meminta agar masyarakat turut mengawasi kasus Brigadir J ini.

"Laporan ke saya itu Komnas HAM, masyarakat sipil, pengacaranya, LPSK, Kompolnas, semua lapor. Jadi saya minta masyarakat ikuti saja perkembangan ini nanti akan ada ujungnya. Saya tidak akan masuk ke substansinya," tuturnya.

Sumber: disway
Foto: Soleman Ponto mengungkapkan bahwa sebenarnya kasus tewasnya Brigadir J sudah ada yang mengetahui.-tangkapan layar youtube@Refly Harun-
Mantan Kabais: Kasus Brigadir J Makin Buram Ditangan Komnas HAM Mantan Kabais: Kasus Brigadir J Makin Buram Ditangan Komnas HAM Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar