Breaking News

Natalius Pigai: Saya Tidak Melihat Singapura Phobia Islam, Presidennya Muslimah Melayu


Penolakan Ustaz Abdul Somad (UAS) beserta keluarga dan rombongan oleh otoritas Singapura tidak serta-merta diartikan sebagai cerminan Islamophobia.

"Saya tidak melihat Singapura itu phobia Islam (Islamophobia), tapi mereka punya otoritas untuk itu (menolak kedatangan UAS)," kata mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (19/5).

Pigai berpandangan, tudingan Islamophobia terhadap Singapura kurang tepat. Singapura saat ini dipimpin oleh Presiden Halimah Yacob yang berlatar belakang agama Islam. Apalagi, sang presiden juga berdarah Minang.

"Ibu Hj Halimah Yacob wanita Melayu dari Tumasek Kerajaan Riau Lingga. Presiden Singapura adalah kepala negara dan berwenang menjalankan sistem eksekutif. Seorang muslimah memimpin Negara Kristen. Ini soal akal sehat dan bukan soal agama," lanjut Pigai.

Soal penolakan kedatangan UAS, aktivis asal Papua ini justru lebih cenderung mengkritisi sikap pemerintah Indonesia yang tidak terlihat proaktif dalam bersikap.

Pemerintah Indonesia, kata dia, terkesan kurang peduli dengan apa yang dialami UAS beserta rombongan hingga dipulangkan oleh Imigrasi Singapura.

"Beliau (UAS) itu tokoh Indonesia. Meskipun kontroversial, negara tidak lantas mengabaikan tokoh besar bagi umat muslim Tanah Air seperti UAS. Pertanyaannya, jika UAS saja negara tidak acuh, bagaimana dengan jutaan rakyat yang mengadu nasib dan bepergian?" kritik Pigai.

Sumber: rmol
Foto: Mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai/Net
Natalius Pigai: Saya Tidak Melihat Singapura Phobia Islam, Presidennya Muslimah Melayu Natalius Pigai: Saya Tidak Melihat Singapura Phobia Islam, Presidennya Muslimah Melayu Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

1 komentar:

  1. Ini permainan BIN. Di negeri ini banyak musuh Islam yang justru bermain di tatanan negara. Kalau lembaga DPR tidak benar benar menelusuri, pasti tidak akan pernah terungkap. Tapi sangat disayangkan untuk mentargetkan UAS wibawa negara tergadaikan. Apakah sepicik itu otak mereka. Karena kalah dalam berargumen secara gentle lalu menghalalkan segala cara. Pengecut!

    BalasHapus