Label Halal Kemenag, Novel PA 212: Yaqut lagi Kejar Setoran Pesanan Sipilis dan Oligarki
Wasekjen Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin mengkritik label halal baru yang diterbitkan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama.
Menurut Novel Bamukmin, kebijakan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas semakin ngawur dan kesetanan.
“(Label halal) Semakin ngawur saja si Qaqut. Sudah diduga kuat semakin kesetanan saja untuk mengobok-obok Islam di Indonesia,” kata Novel kepada PojokSatu.id, Senin (14/3/2022).
Anak buah Habib Rizieq ini juga menduga, kebijakan Menag Yaqut yang bertentangan dengan Islam selama ini diduga sebagai pesanan dari oligarki.
Itu dilakukan untuk melemahkan nilai-nilai Islam di Indonesia.
“Ini sepertinya Yaqut diduga lagi kejar setoran pesanan spilis dan oligarki untuk terus melemahkan nilai-nilai Islam,” ujarnya.
Selain itu, Novel juga menilai kebijakan Yaqut memang sudah disiapkan dengan matang.
Tujuannya, tak lain untuk memandulkan syiar Islam di Tanah Air.
“Ini (tujuannya) pemandulan oleh Islam nusantara dan modernisasi agama yang memang sudah dipersiapkan dengan anggaran besar berlipat lipat dari biasanya,” tandasnya.
Sementara, Kepala BPJPH Muhammad Aqil Irham mengatakan bahwa label halal Indonesia secara filosofi mengadaptasi nilai-nilai ke- Indonesia-an.
Huruf Arab penyusun kata ‘halal’ yang terdiri atas ha, lam alif, dan lam, disusun dalam bentuk menyerupai gunungan wayang.
“Bentuk label halal Indonesia terdiri atas dua objek, yaitu bentuk gunungan dan motif surjan atau lurik,” jelasnya, Senin (14/3/2022).
“Gunungan pada wayang kulit yang berbentuk limas, lancip ke atas, ini melambangkan kehidupan manusia,” sambungnya.
Menurut dia, bentuk gunungan menggambarkan bahwa semakin tinggi ilmu dan semakin tua usia, manusia harus semakin mengerucut atau semakin mendekat ke Sang Pencipta.
Motif surjan pada label halal juga mengandung makna filosofis.
Bagian leher surjan memiliki kancing tiga pasang atau enam biji, yang menggambarkan rukun iman.
Sedangkan motif lurik sejajar satu sama lain mengandung makna sebagai pemberi batas yang jelas.
Warna utama dan sekunder label halal Indonesia pun punya makna.
“Warna (utama) ungu merepresentasikan makna keimanan, kesatuan lahir batin, dan daya imajinasi.” kata dia.
“Sedangkan warna sekundernya adalah hijau toska, yang mewakili makna kebijaksanaan, stabilitas, dan ketenangan,” kata Aqil dikutip dari Antara.
Makna yang terkandung pada bentuk dan warna label halal sejalan dengan tujuan penyelenggaraan Jaminan Produk Halal di Indonesia untuk menghadirkan kenyamanan, keamanan, keselamatan, dan kepastian ketersediaan produk halal bagi masyarakat.
Sumber: pojoksatu
Foto: Novel Bamukmin/Net
Label Halal Kemenag, Novel PA 212: Yaqut lagi Kejar Setoran Pesanan Sipilis dan Oligarki
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar