Breaking News

Polri Diingatkan Jangan Sampai Dianggap Tak Berani, Anton Charliyan Sorot Pembunuhan Ibu-Anak di Subang


Dua bulan sudah, usai geger penemuan mayat ibu dan anak dalam bagasi mobil Alphard di Subang, Jawa Barat.

Polisi telah menyelidiki lokasi tempat kejadian perkara (TKP), memeriksa saksi-saksi, dan barang bukti pembunuhan di Subang, tapi hingga kini belum ada titik terang siapa tersangka yang menghabisi nyawa dua perempuan itu.

Menurut Polres Subang maupun Polda Jawa Barat, tidak ada kendala berarti dalam penyelidikan hasil temuan yang berkembang. 

Menurut Kabid Humas, Polda Jawa Barat, Kombes Pol Erdi A Chaniago, polisi belum bisa menyebutkan siapa saja orang yang telah diperiksa, dan dikerucutkan menjadi pihak yang diduga melakukan aksi keji itu.

"Tidak ada kendala ya, kita menunggu waktu saja," kata dia dikutip Pikiran-rakyat.com dari Antara.

Mantan Kapolda Jawa Barat (Jabar), Irjen. Pol. (Purn) Dr. H. Anton Charliyan, MPKN, pun turut memperhatikan kasus ini. 

Ia mengaku mengkhawatirkan citra Polri, yang mungkin tidak lagi dianggap berani mengungkap kebenaran.

“Jangan sampai nanti dianggap Polri tidak mampu atau dianggap Polri menutupi kasus, atau dianggap Polri tidak berani,” kata Anton Charliyan, yang juga mantan Kadiv Humas Polri, dalam sesi wawancara khusus dengan  DeskJabar di Tasikmalaya, Kamis, 28 Oktober 2021.

Anton Charliyan, seperti dinukil dari artikel KASUS PEMBUNUH SUBANG TERBARU, Mantan Kapolda Jabar Anton Charliyan: Jangan Sampai Polri Dianggap Tidak Mampu memandang, kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang sudah menjadi isu Jawa Barat, bahkan nasional, dan harus dituntaskan

Berdasarkan pengalamannya dalam mengusut satu kasus rumit, Anton Charliyan mengungkapkan kuncinya adalah penyidik harus ulet, serius dan harus berdasarkan scientific crime investigation.

Dalam kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, kata dia, jika Polres kewalahan, harus ada backup khusus dari Polda. Bahkan jika perlu, penyidik itu harus gabungan.

Ia dikenal pernah sukses menangani dua kasus besar, yang menjadi isu nasional bahkan internasional, yaitu pembunuhan aktivis buruh Marsinah, di Jawa Timur, dan aktivis HAM, Munir.

“Waktu saya melakukan penyidikan (kasus) Munir saja anggotanya itu lebih dari 60 orang. Jadi kita harus betul-betul mengerahkan satu kekuatan yang cukup signifikan. Kenapa?, karena dalam setiap item itu harus ada yang menanganinya, kata Anton Charliyan.

Sebab itu, jelas dia,  tim penyidik juga harus dibagi-bagi lagi. Ada tim yang khusus menangani masalah saksi, ada tim yang khusus menangani barang bukti, ada tim yang menangani scientific crime investigation, dan tim lain tergantung kepentingan.

“Tim masalah saksi tugasnya khusus hanya mengelola saksi. Tim barang bukti hanya mengelola barang bukti, tim scientific investigation khusus menangani hasil uji lab dan lain-lain. Itu saja tugas masing-masing tim khusus itu,” ujar Anton Charliyan.

Tak kalah pentingnya, tambah Anton Charliyan, selanjutnya harus ada evaluasi yang berkala, membahas sampai sejauh mana perkembangan kasus yang dihadapi. Bisa dilakukan minimal 1 minggu 1 kali sehingga progresnya setiap hari setiap bulan akan jelas.

“Kalau tanpa adanya evaluasi,  penyidikan ini nantinya ya begitu-begitu saja. Ini yang saya alami,” kata Anton Charliyan memungkas.***

Diterbikan: oposisicerdas.com
Foto: Potret Anton Charliyan, Maret 2018. /Tim Hasanah
Polri Diingatkan Jangan Sampai Dianggap Tak Berani, Anton Charliyan Sorot Pembunuhan Ibu-Anak di Subang Polri Diingatkan Jangan Sampai Dianggap Tak Berani, Anton Charliyan Sorot Pembunuhan Ibu-Anak di Subang Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar