Breaking News

Faisal Basri: Kecepatan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Jauh Tertinggal!


Ekonom senior Universitas Indonesia, Faisal Basri melontarkan kritik terkait proyek kereta cepat Jakarta-Bandung jauh di bawah rata-rata kereta cepat di dunia.

Faisal mengatakan, kereta cepat Jakarta-Bandung hanya memiliki kecepatan 100 kilometer per jam.

"Kereta cepat itu kan rata-rata seluruh dunia rata-rata 500 km (per jam). Ini cuma 100 km, (mungkin) juga ndak sampai. Jadi tidak bisa kereta cepat itu, ngiikk, jalan berhenti. Rusak lah keretanya," kata dia dalam diskusi di YouTube Kementerian Perhubungan, Sabtu (9/10).

Diketahui, kecepatan kereta tercepat di dunia saat ini di Perancis mencapai 578 km/jam, sementara kereta dari Beijing ke Shanghai memiliki kecepatan hingga 486 km/jam.

Sementara kereta cepat Jakarta-Bandung, seperti dikutip dari situs KCIC, disebut memiliki kecepatan operasional hingga 350 km/jam dan akan menempuh jarak Jakarta-Bandung dalam 46 menit.

Faisal sendiri mempertanyakan, apakah proyek tersebut benar merupakan proyek transportasi kereta cepat, atau justru hanya proyek properti, sebab jalurnya melewati sejumlah titik pusat perbelanjaan seperti Summarecon hingga Lippo Group.

Faisal juga mengkritik akan banyak kebijakan yang berbau unsur politik dalam 10- 20 tahun ke depan, dan mengingatkan bahwa kebijakan publik mestinya bebas dari hal tersebut.

Dia juga menyoroti proyek pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera Utara, yang dinilainya terlalu dekat dengan pelabuhan Belawan. Pemerintah, menurut Faisal, kemudian membuat Belawan untuk domestik sementara Kuala Tanjung internasional.

Namun, beberapa proyek itu disebut Faisal tidak berhasil menjadi pasar, sehingga pemerintah membuat Sumatra Food Estate guna menutupi kegagalan proyek tersebut.

"Nah, nggak laku. Di create-lah proyek untuk membuat Kuala Tanjung itu ramai, namanya Sumatra Food Estate. Jadi untuk menutupi salah desain, di-create sesuatu yang tambah kacau," kata dia.

"Lagi, satu KA Trans Sulawesi itu keblinger, karena yang bagus di Sulawesi itu namanya Ro-Ro yang jalan 24 jam karena Sulawesi cantik, jadi nggak cocok untuk kereta api," tambah dia.

Faisal mengingatkan bahwa sejumlah proyek gagal itu akan berdampak langsung pada Presiden Joko Widodo, terutama usai lengser karena akan dinilai sebagai presiden yang banyak meninggalkan proyek mangkrak.

"Ini semua kalau kita biarkan, kasihan Pak Jokowi. Jadi Pak Jokowi nanti selesai, banyak proyek mangkrak. Dicaci maki lagi dengan rezim penggantinya," kata dia.

Proyek kereta cepat sendiri pada pekan ini mencapai babak baru dengan ditekennya Perpres No.93 tahun 2021. Lewat peraturan tersebut, pemerintah mengizinkan pembiayaan kereta cepat dari APBN, berubah dari peraturan sebelumnya.

Selain pembiayaan, lewat Perpres Jokowi juga menunjuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan sebagai pimpinan Komite Kereta Cepat Antara Jakarta dan Bandung.

Sebelumnya, ketua komite tersebut dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Diterbikan: oposisicerdas.com
Foto: Faisal Basri, ekonom senior (Radar-palembang.com)
Faisal Basri: Kecepatan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Jauh Tertinggal! Faisal Basri: Kecepatan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Jauh Tertinggal! Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar