Breaking News

Ubah Konstitusi demi Menang di Periode Ketiga, Nasib Presiden Guinea Justru Berakhir Tragis


Cara licik Presiden Guinea, Alpha Conde dengan mengubah konstitusi justru berakhir dengan kekacauan di negaranya sendiri.

Semua kekacauan di Guinea berawal dari ambisi Alpha Conde yang ingin melanggengkan kekuasaanya di periode ketiga.

Dia bersama parlemen dan militer yang sudah dikuasai, mengubah kontitusi dan mencurangi hasil pemilu.

Pada Maret 2020, hasil pemulu memungkinkan dirinya menjabat melebihi dua masa jabatan, sehingga memicu protes massa.

Setelah aksi penculikan sang presiden, banyak video tak terverifikasi beredar di sosial media dan media resmi di sana. Misal, ada video yang menunjukkan Presiden Alpha Conde dikelilingi oleh tentara. Kondisinya yang tragis dan mengkhawatirkan dengan keberadaan yang tidak jelas lokasinya.

Awalnya selebrasi kemenangan terjadi usai pemelihan, akan tetapi setelah itu berbagai perlawanan muncul ke permukaan.

Termasuk perlawanan dari tentara pemberontak. Mereka pada Minggu, 5 September 2021, mengklaim berhasil menculik Presiden Guinea, Alpha Conde.

Militer perlawanan pun mengaku sudah membubarkan konstitusi dan pemerintah Guinea.

Secara resmi, pemerintah awalanya mengumumkan Presiden Alpha Conde memenangi masa jabatan ketiga di Guinea pada Oktober 2020.

Mereka yang tergabung dalam tentara pemberontak menamai diri sebagai Komite Nasional Pengumpulan dan Pembangunan.

Mereka seperi diberitakan Aljazeera, bersumpah segera memulihkan demokrasi di negaranya.

Kolonel Mamadi Doumbouya dengan membaw abendera Guinea didampingi lusin tentara lain berseragam, membaca pernyataan dan sumpah jika tugas seorang prajurit adalah menyelamatkan negara.

“Kami tidak akan lagi mempercayakan politik kepada satu orang, kami akan mempercayakannya kepada rakyat,” kata Doumbouya.

Dia pun mengumumkan menutup semua perbatasan dalam satu pekan ke depan untuk pemulihan situasi politik dan keamanan.

Doumbouya mengaku, jika konstitusi negara telah dikuasai satu kepentingan.

Dengan alasan itu, dia langsung mengepalai unit pasukan khusus di militer, bersumpah akan bertindak demi kepentingan terbaik negara berpenduduk lebih dari 12,7 juta orang.

Dia berjanji, setelah merdeka 72 tahun, momen ini kata dia adalah saat yang tepat negaranya bersama rakyat bangun keluar dari kekusasaan oligarki.

“Anda menyadari bahwa setelah 72 tahun, inilah saatnya untuk bangun. Kita harus bangun,” ucapnya.

Setelah aksi penculikan sang presiden, banyak video tak terverifikasi beredar di sosial media dan media resmi di sana.

Misal, ada video yang menunjukkan Presiden Alpha Conde dikelilingi oleh tentara.

Kondisinya yang tragis dan mengkhawatirkan dengan keberadaan yang tidak jelas lokasinya.

Kemudian ada video dengan suara tembakan begitu keras di Conakry dekat istana presiden meskipun tidak jelas siapa yang bertanggung jawab.***

Diterbikan: oposisicerdas.com
Foto: Presiden Guinea, Alpha Conde dengan mengubah konstitusi justru berakhir dengan kekacauan di negaranya sendiri. /Reuters/Lucas Jackson/File Photo/twitter.com/HecheJohn
Ubah Konstitusi demi Menang di Periode Ketiga, Nasib Presiden Guinea Justru Berakhir Tragis Ubah Konstitusi demi Menang di Periode Ketiga, Nasib Presiden Guinea Justru Berakhir Tragis Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar