Breaking News

Sama-Sama Bersuara Lantang, Beda Pesan Said Aqil Siradj dan Gatot Nurmantyo


Dua tokoh nasional sama-sama bersuala lantang soal ancaman pada negara ini. Berikut adalah rangkuman tentang suara lantang dari Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj dan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

Keduanya sama-sama bersuara soal kelompok yang dinilai dapat memecah belah dan merongrong keamanan bangsa ini.

Jika Said Aqil Siradj bersuara lantang tentang sel terorisme, sementara Gatot Nurmantyo bersuara lantang soal kebangkitan Partai Komunis Indnesia (PKI) gaya baru.

Suara Lantang Said Aqil Siradj

Ketua PBNU ini secara terang-terangan mengatakan, sel-sel terorisme masih hidup di Tanah Air.

Dia bahkan menduga kelompok radikal ini masih aktif melakukan rekruitmen melalui fasilitas internet dan media sosial selama pandemi.

“Mereka aktif melakukan fundraising, berkedok penggalangan dana kemanusiaan,” jelas Said Aqil seperti dikutip dari kanal YouTube Televisi Nahdlatul Ulama pada Senin, 27 September 2021 dalam Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar NU, pada Sabtu 25 September 2021.

“Kelompok ini menyalahgunakan kotak-kotak amal untuk merekrut generasi muda atau kaum milenial,” kata Said Aqil.

Dia mengatakan, NU mengapresiasi kinerja aparat keamanan yang mampu melumpuhkan sel-sel Jamaah Islamiyah (JI) dan Jamaah Ansharud Daulah (JAD).

Upaya aparat keamanan melumpuhkan sel-sel terorisme adalah bagian dari ikhtiar melindungi jiwa dan raga bangsa Indonesia dari ancaman terorisme dan paparan ideologi jihadis.

Suara lantang Gatot Nurmantyo

Pada kesempatan berbeda, mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo konsisten menyuarakan rongrongan generasi dari Partai Komunis Indonesia (PKI) yang bisa membahayakan NKRI.

Meski telah dibubarkan, Gatot menduga pendukung PKI telah berhasil menyusup kembali ke tubuh TNI.

Hal itu diungkap Gatot dalam diskusi bertajuk “TNI Vs PKI” yang dilihat dari kanal Youtube Kang Jana pada Senin, 27 September 2021.

“Sangat benar bahwa PKI sebagai organisasi sudah dibubarkan. Benar, ideologi komunis sudah tidak laku di dunia. Tetapi fakta di Indonesia memperlihatkan PKI mudah melakukan pemberontakan,” kata dia menjelaskan.

Gatot Nurmantyo pada diskusi tersebut memutar sebuah klip pendek yang memperlihatkan Museum Dharma Bhakti di Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) di kawasan Gambir, Jakarta Pusat.

Dalam tayangan yang direkam bekas ruang kerja Pangkostrad ketika peristiwa G30S/PKI terjadi, Mayjen Soeharto.

Dia mengatakan, patung ketiga tokoh penting di balik penumpasan G30S/PKI itu sudah tidak ada.

“Jurang kehancuran itu telah ada di depan mata, baru saja terjadi, adalah di museum Kostrad,” kata Gator Nurmantyo.

“Dalam ruang kerja Pak Harto ada patung Pak Harto, Pak Sarwo Edhie, dan Pak Nasution yang menggambarkan saat kritis (setelah penculikan enam jenderal TNI AD) dan rencana menyelamatkan negara dari pengkhianatan PKI, sekaligus peran utama Panglima Angkatan Darat, Pangkostrad, dan Resimen Parako yang kini menjadi Kopassus,” kata dia.***

Diterbikan: oposisicerdas.com
Foto: KH Said Aqil Siradj dan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo/Net
Sama-Sama Bersuara Lantang, Beda Pesan Said Aqil Siradj dan Gatot Nurmantyo Sama-Sama Bersuara Lantang, Beda Pesan Said Aqil Siradj dan Gatot Nurmantyo Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar