Soal Hari Kemerdekaan RI, Netizen Bertanya: Apakah Liburnya Digeser Seperti Libur Islam?

Beberapa waktu lalu, diketahui pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) RI menggeser jadwal libur tahun baru Islam yang semula jatuh pada tanggal 10 Agustus 2021 menjadi tanggal 11 Agustus 2021.

Tak hanya itu, hari libur nasional untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW yang sebelumnya jatuh pada tanggal 19 Oktober 2021 digeser ke tanggal 20 Oktober 2021.

Melansir Kompascom, keputusan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi, Birokrasi Nomor 712, 1, dan 3 Tahun 2021.

Adapun peraturan tersebut mengatur tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Bersama Menag, Menaker, Menpan dan RB Nomor 642, 4, dan 4 Tahun 2020 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama.

Atas hal tersebut, banyak yang bertanya di media sosial, apakah pemerintah akan memberlakukan hal sama terkait hari besar peringatan kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 2021.

Sampai sekarang, pemerintah belum mengeluarkan keputusan apapun soal penggeseran perayaan 17 Agustus 2021 tersebut.

Salah seorang netizen yang mempertanyakan hal tersebut yakni pengguna akun Dee hasan dalam akunnya di Facebook pada 8 Agustus 2021.

“Hari libur Tahun baru Islam digeser dari TANGGAL 10 jadi TANGGAL 11 atau satu hari setelahnya dengan alasan karena jatuh pada hari Selasa. Dikhawatirkan akan ada long weekend yang bisa menimbulkan cluster baru jika tidak digeser,” tulis Dee Hasan dikutip terkini.id, dari Era.id.

“Nah, mari kita tunggu, apakah libur hari kemerdekaan tgl 17 Agustus akan digeser juga LIBURNYA jadi ke tanggal 18 Agustus, mengingat tanggal 17 jatuhnya juga hari Selasa,” sambungnya.

“Tentu dengan alasan yang sama. Yaitu takut muncul klaster baru karena ada long weekend?” tambahnya.

Ia lantas mempertanyakan bagaimana logika berpikir pemerintah jika memang alasan hari raya Islam diundur sedangkan hari kemerdekaan tidak diundur, apalagi jika alasannya mencegah adanya long weekend.

“Bukan soal hari agama atau hari nasionalnya. Tapi soal LOGIKA dan KONSEKWEN,” tutup Dee Hasan.

Source: Silahkan Klik Link Ini

Diterbikan: oposisicerdas.com

Foto: Ilustrasi Kalender /Kompas