Prank Anak Akidi Tio jadi Bumbu Polarisasi Etnis, Kapolda dan Gubernur harus Tanggung Jawab
Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra Heri dan Gubernur Sumsel Herman Deru menjadi orang yang harus bertanggung jawab atas prank anak bungsu Akidi Tio, Heriyanti.
Demikian disampaikan pengamat politik Henri Satrio kepada RMOL (jaringan PojokSatu.id), Selasa (3/8/2021).
“Menurut saya yang menerima prank itu harusnya bertanggungjawab kepada negara,” ujarnya.
Menurutnya, Kapolda dan Gubernur Sumsel semestinya melakukan pengecekan dulu sebelum menerima sumbangan yang diserahkan Heriyanti pekan lalu itu.
“Jangan sampai kemudian menjadi harapan palsu dan kemudian bikin malu orang,” sambungnya.
Pendiri lembaga survei KedaiKopi ini menilai, tindakan keluarga Akidi Tio ini jelas mengagetkan masyarakat.
Pasalnya, jumlah uang yang disumbangkan sangat besar.
Apalagi, sumbangan itu diberikan secara terbuka kepada Kapolda Sumsel tapi sampai saat ini seakan fiktif.
Akan tetapi, pria yang akrab disapa Hensat ini menilai, permasalahannya bukan pada ada atau tidaknya uang Rp2 triliu itu.
Namun, hal yang paling membuatnya was-was adalah, isu prank keluarga Akidi Tio ini menjurus pada polarisasi di tengah masyarakat.
Sebab, etnis yang dianut keluarga asal Aceh Timur tersebut.
“Tapi masalahnya, jadi bumbu polarisasi. Karena ada beberapa meme yang menyatakan, wah ini orang minoritas nyumbang 2T. Nah sekarang kan jadi rusak gitu,” bebernya.
Karena itu, Hensat beharap isu polarisasi yang ditakutkannya itu tidak berkembang liar sampai menjadi perang di media sosial.
Kapolda Sumsel Bungkam
Sementara, sikap Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri terkait sumbangan Rp2 triliun berbeda dengan sehari sebelumnya.
Dalam acara penyerahan sumbangan bansos dari yayasan Budi Suci kepada Polda Sumsel dan pendistribusian bansos kepada masyarakat terdampak Covid-19 di Mapolda Sumsel, Selasa (3/8/2021) pagi, Irjen Eko memilih bungkam.
Jenderal bintang dua itu lebih banyak berbincang dengan Wali Kota Palembang, Harnojoyo dan sejumlah pejabat Pemkot Palembang.
Eko juga terlihat menghindari wartawan.
Sementara, ada anggota polisi yang sempat menegur awak media agar tidak mewawancarai Kapolda terkait sumbangan Rp2 triliun tersebut.
“Tidak ada wawancara untuk Kapolda,” ujar polisi itu kepada pihak media, dilansir RMOLSumsel, (jaringan PojokSatu.id).
Kemarin, Eko Indra masih melayani lontaran pertanyaan wartawan.
Eko Indra menuturkan, dia hanya berusaha berikhtiar menyalurkan kebaikan dari salah seorang warga yang ingin membantu penanggulangan Covid-19 untuk masyarakat Sumsel.
“Saya tidak mengharapkan apa-apa. Saya hanya berpikir positif saja (sampai sekarang),” kata Eko, Senin (2/8).
Ada atau tidaknya dana tersebut, kata dia, sama sekali tidak menyurutkan ikhtiar Polda Sumsel bersama Pemprov Sumsel dan pihak lain dalam menanggulangi Covid-19.
Karena penanggulangan Covid-19 saat ini menjadi salah satu prioritas yang harus diselesaikan.
“Saya kan niat baik, ada orang mau menyumbang untuk Sumsel melalui saya, maka saya salurkan,” ujarnya.
“Tolong dicatat, kalaupun ada, dananya itu bukan untuk saya. Itu hanya titipan untuk masyarakat,” tandas Eko.
Source: Silahkan Klik Link Ini
Diterbikan: oposisicerdas.com
Foto: Sumbangan Rp 2 triliun keluarga Akidi Tio. Foto IST
Prank Anak Akidi Tio jadi Bumbu Polarisasi Etnis, Kapolda dan Gubernur harus Tanggung Jawab
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:

Tidak ada komentar