Rektor UI Bisa Rangkap Jabatan: Kayak Kehabisan Orang Pintar saja Indonesia Ini

Baca Juga

Analis komunikasi politik, Hendri Satrio mempertanyakan keputusan pemerintah yang membolehkan Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro rangkap jabatan.

Itu terjadi setelah pemerintah mengubah Statuta UI dengan melalui PP Nomor 75 Tahun 2021.

“Ada utang budi apa pemerintah dengan Rektor UI?” heran pria yang akrab disapa Hensat kepada RMOL, Selasa (20/7/2021).

“Kan itu yang akhirnya mesti jadi pertanyaaan ya. Ampun, ampun, ampun,” sambungnya.

Pendiri lembaga survei KedaiKOPI itu menambahkan, dengan adanya aturan tersebut, maka kritik mahasiswa perihal rektor rangkap jabatan pada akhirnya dibenarkan oleh pemerintah.

“Itu kan pemerintah jadinya cuman membenarkan apa yang disampaikan adek-adek mahasiswa itu,” katanya.

Semestinya, lanjut Hensat, pemerintah mencari tokoh lain yang dinilai mumpuni untuk menduduki kursi komisaris BUMN.

Bukan malah memaksakan sesorang yang sudah memiliki tanggung jawab besar seperti rektor.

“Ya, buat apa sih? Kayak kehabisan orang pintar saja di Indonesia ini harus rangkap-rangkap jabatan,” kata Hensat.

 

“Apalagi komisaris. Banyak sekali ekonom yang andal, yang bisa membesarkan bank itu, gitu lho,” tegasnya.

Karena Loyalis Jokowi?

Hal senada juga disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah.

“Presiden menunjuk diri sebagai penguasa lemah karena tidak berhasil membiarkan kampus merdeka,” ujarnya.

 

Namun yang lebih pelik lagi adalah, ada nuansa politik akomodatif di balik keputusan Jokowi itu.

“Di mana rektor UI sebagai bagian dari loyalis Jokowi perlu dilindungi kepentingannya,” sambungnya.

Dedi melihat apa yang dilakukan Jokowi menjadi tragedi bagaimana membangun kemandirian seluruh perguruan tinggi di seluruh negeri.

“Lebih tragis lagi soal kuasa rektor yang dapat mengendalikan karir dosen, tentu ini tidak saja masalah bagi UI tetapi lebih jauh soal kemandirian kampus di seluruh negeri,” tandas Dedi. 

Source: Silahkan Klik Link Ini

Diterbikan: oposisicerdas.com

Foto: Pengamat politik sekaligus pendiri lembaga survei Kedai Kopi Hendri Satrio