Breaking News

Pimpin PPKM Darurat, Luhut Mengaku Tak Pintar Ekonomi dan Kesehatan


Koordinator PPKM Darurat, Luhut Binsar Pandjaitan, kerap mengaku tak pintar ekonomi dan kesehatan. Padahal kedua bidang itu jadi fokus penanganan pandemi, sehingga pemerintah membentuk Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).
 
Soal pengakuan Luhut berulang kali tak pintar ekonomi dan kesehatan, diungkapkan Asisten Bidang Media Menko Maritim dan Investasi, Singgih Widiyastono. "Dia selalu bilang enggak pintar soal ekonomi, apalagi kesehatan," tulis Singgih di akun media sosialnya Minggu (18/7). 

Singgih telah mengizinkan kumparan untuk mengutip unggahannya di media sosial tersebut. 

Menurut Singgih, meski Luhut mengaku tak pintar ekonomi dan kesehatan, bukan berarti setiap keputusan yang dia ambil sebagai Koordinator PPKM Darurat, tidak memperhatikan kajian ilmiah. Karena Luhut kerap berkonsultasi dengan para guru besar dan ahli di bidang tersebut.

"Dia bilang dia bisa belajar dari banyak ahli dan guru besar. Tiap langkah yang diambil selalu konsul dengan para guru besar dan ahli, supaya enggak salah jalan di PPKM Darurat ini," ujarnya.  

"Intinya dia selalu mau mendengarkan," imbuh Singgih yang pernah aktif di komunitas 'Teman Ahok' ini.

Singgih menyampaikan ini, mengomentari pandangan publik termasuk yang disampaikan di media sosial, soal peran Luhut yang kerap dianggap mengurusi banyak hal di pemerintahan. Mulai dari yang bernada pujian soal kemampuannya, hingga yang kritis bahkan nyinyir.

Diterbikan: oposisicerdas.com
Foto: Presiden Indonesia Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Pandjaitan memeriksa operasi pemadam kebakaran di hutan lahan gambut di Kalimantan (24/9/2015). Foto: Romeo Gacad/AFP
Pimpin PPKM Darurat, Luhut Mengaku Tak Pintar Ekonomi dan Kesehatan Pimpin PPKM Darurat, Luhut Mengaku Tak Pintar Ekonomi dan Kesehatan Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

1 komentar:

  1. Oleh karena itu Luhut Binsar Panjaitan, why, diterima jabatan kordinator ini, oleh karena itu, sama halnya dengan Menkes bukan tau kesehatan , kok bisa diterima, begitu menteri Pendidikan , Menteri Agama, kesimpulan Presiden sebagai Kepala Negara tidak berniat untuk memajukan Indonesia, apalagi segera selesai dari pandemi ini, Jika dari awal tak ada PSPB, PPKM, Dilarang Mudik, HRS dan ulama di rangkul, PPKM mikro, Diperketat, Darurat itu semua gak penting dan vaksin Nusantara, gotong royong, merah putih didorong, Stop/tutup pintu masuk orang dari Luar Negeri.himbau Sering cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, disediakan di tempat tempat kegiatan masyarakat, sudah cepat hanyut corona dan berjemur yg paling penting agar menjaga agar yg ada penyakit mis batuk , sakit tenggorokan, filek, dll untuk melakukan kegiatan dirumah saja, pasti tak begini Indonesia.saya sejak maret 2020 hal ini telah saya sampaikan.Immun kuat, apalagi anak sekolah, dibuat gerakan cuci tangan serentak dan berjemur serta senam pagi.inilah jika orde baru , sudah putuskan hubungan dengan asal virus ini secara total, ini yg paling berdampak di Indonesia dari pada g30s pki.

    BalasHapus