Ketua BEM UI Dituding Antek SBY, Yan Harahap: Daripada Ngundang Buzzerp, Influencer

Beberapa waktu yang lalu Ketua BEM UI disoroti usai disebut menjadi antek dari keluarga Cikeas.

Tuduhan itu muncul usai potret Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra bersama mantan Ibu Negara Ani Yudhoyono mencuat di media sosial.

Dikabarkan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya, Leon Alvinda Putra akhirnya buka suara soal kabar simpang siur yang ada.

Menurutnya tuduhan jadi 'antek SBY' adalah sebuah fiitnah, Ketua BEM UI itu menjelaskan jika pertemuan itu terjadi pada 2013 silam.

"Fitnah dengan membuka jejak digital, ada satu orang komisaris BUMN yang kemudian men-screenshot postingan Facebook saya di tahun 2013, ketika saya saat itu pergi ke Istana Negara," tuturnya menjelaskan.

Leon menjelaskan saat itu ia masih berusia 15 tahun dan duduk di bangku SMP kelas 2.

Saat itu Leon menang dalam perlombaan yang diadakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum, dan diundang sebagai duta sanitasi Jawa Tengah.

"Saat itu, kemudian siswa-siswa SMP yang menjadi duta sanitasi se-Indonesia dikukuhkan di Istana Negara oleh almarhum ibu Ani,” ujar Leon Alvinda Putra.

Terkait propaganda terkait tuduhan 'antek SBY' kepada Ketua BEM UI, politikus Partai Demokrat ikut buka suara.

Yan Harahap menyoroti kedatangan Leon Alvandi Putra di Istana Negara pada 2013 silam.

Melalui unggahan di Twitter, Yan Harahap membandingkan tindakan kepala negara saat mengundang seseorang ke dalam Istana.

Yan Harahap menilai pada saat kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) banyak anak-anak berprestasi yang dihargai sampai diundang masuk ke dalam Istana Negara.

"Pak @SBYudhoyono dan alm. Bu Ani sangat menghargai anak-anak berprestasi, sering diundang ke Istana untuk memberi apresiasi dan dorongan semangat," ujarnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Twitter @YanHarahap yang diungghan 1 Juli 2021.

Bandingkan dengan kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini, menurut Yan Harahap tindakan istana saat ini tidak bermanfaat.

Pasalnya ia menilai Istana lebih banyak mengundang influencer bahkan buzzer dibandingkan orang-orang yang mencatat prestasi.

"Lebih bermanfaat mengundang anak berprestasi ke Istana daripada mengundang gerombolan buzzerp, influenza eh influencer atau apalah namanya," tuturnya lagi menutup unggahanya.