Breaking News

Direktur Operasional Cerita Kuota Bansos Corona PT Pertani Dipotong Kemensos


Direktur Operasional PT Pertani, Lalan Sukmaya, dalam sidang penyuap mantan Mensos Juliari P Batubara mengaku sempat kecewa dengan Kemensos terkait program bansos Corona. Kenapa?

Hal itu diungkap dalam sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Senin (29/3/2021). Lalan awalnya menjelaskan tentang proses bagaimana PT Pertani mendapatkan proyek bansos Corona.

Lalan mengaku mengetahui adanya proyek bansos dari salah satu Direktur Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI). Hingga akhirnya PT Pertani mendiskusikan dengan direksi PT Pertani tentang program ini, dan akhirnya petinggi Pertani menyetujui untuk mengikuti proyek ini.

"Kami kirim surat penawaran dan pada 11 April 2020 diundang ke Kemensos untuk membedah harga penawaran, katanya ada yang kemahalan," kata Lalan.

Setelah melakukan negoisasi dengan pihak Kemensos, disepakati PT Pertani mendapat 90 ribu paket untuk wilayah Jakarta Pusat. Hal itu sesuai dengan Surat Penunjukan Penyedia Barang atau Jasa (SPPBJ) yang dikeluarkan Kemensos pada 14 April 2020.

Namun, pada kenyataanya Pertani, kata Lalan tidak hanya menyediakan untuk Jakarta Pusat, tetapi juga Jakarta Timur dan Jakarta Utara.

"Ternyata pada negosiasi berikutnya tim kami kaget dapat dapat 90 ribu paket, katanya ambil saja semua Jakarta Pusat, tapi ternyata diantarkan bukan hanya untuk Jakarta Pusat, tapi juga Jakarta Timur, juga Jakarta Utara," ungkap Lalan.

Terkait dengan kesepakatan kerja sama ini, PT Pertani menggandeng sejumlah perusahaan lain untuk membantu menyediakan bahan pokok lainnya. Sebab, PT Pertani hanya memiliki beras.

Salah satu perusahaan yang diajak kerja sama oleh PT Pertani adalah PT Mandala Hamonangan Sude, tempat dimana terdakwa Harry Van Sidabukke bekerja. Perusahaan ini menyediakan minyak goreng, mie instan, sabun, kornet dan sarden.

Selain PT Mandala Hamonangan Sude, PT Pertani juga bekerja sama dengan Alamanda, Zarafa, dan juga PTPN VIII.

"Jadi untuk beras dari Pertani sendiri, kecap dan sambal dari Alamanda, susu dari Zarafa Ridho Lestari, kopi dan teh dari PTPN VIII lalu minyak goreng, mie instan, sabun, kornet, sarden dari PT Hamonangan," jelas Lalan.

Kecewa Kuota Bansos Corona Dikurangi

Lebih lanjut, Lalan mengungkapkan adanya pengurangan kuota bansos yang dilakukan Kemensos ke PT Pertani. Semulanya di tahap pertama mendapat 90 kuota bansos, pada tahap ke-11 PT Pertani hanya mendapat 40 kuota.

"Pak Harry (sampaikan) kuota di tahap 11 bahwa kita dapat 40, ada pengurangan, Pak Harry sampaikan itu via WA ke saya," kata Lalan.

Dia mengaku sempat kesal karena adanya pengurangan kuota itu. "Saya nggak tahu sumbernya darimana, hanya saat itu saya langsung setengahnya ya kalau dibilang marah, ya marah, karena saya pikir BUMN ini cuma dijadiin bumper, biar ada terus BUMN-nya," tuturnya.

Lalan mengaku tidak tahu alasan Kemensos mengurangi kuota PT Pertani. Padahal, kata Lalan, PT Pertani tidak pernah ada masalah terkait barang bansos yang disebarkan.

"Kita juga di awal-awal turun terus, turun terus, hanya kita di waktu itu ya mungkin lah ini rejeki kita. Kita juga sempet brief ada rapat internal, ini kenapa, kalau dilihat sisi ketepatan waktu kan boleh dikatakan pekerjaan kita nggak pernah lewat waktunya, dari sisi kualitas nggak pernah ada komplain," sebutnya.

"Tapi dari 90 turun 80, turun 75, turun 50, terus akhirnya jadi hanya 40 kita nggak tahu apa pertimbangan Kemensos. Dan kita sendiri agak bingung paketnya sendiri itemnya berubah-ubah. Dari awalnya 10 paket, ini kan menjadikan kami selaku vendor agak bingung untuk cari alternatif apakah cari yang lain, karena nggak pernah tetap item produknya," jelasnya.

Di sidang ini, yang duduk sebagai terdakwa adalah Harry Van Sidabukke. Harry disebut jaksa memberi suap Rp 1,28 miliar.

Jaksa menyebut pemberian uang suap bertujuan agar Kemensos menunjuk perusahaan mereka sebagai penyedia bansos sembako Corona. Mereka juga memberikan fee Rp 10 ribu per paket bansos Corona ke Juliari Batubara setiap kali mereka mendapatkan proyek itu. Uang inilah yang disebut uang operasional.

Diterbikan: oposisicerdas.com
Foto: Juliari Batubara/Ari Saputra
Direktur Operasional Cerita Kuota Bansos Corona PT Pertani Dipotong Kemensos Direktur Operasional Cerita Kuota Bansos Corona PT Pertani Dipotong Kemensos Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar