Breaking News

Mereka Siap Sumpah Mubahalah: Buni Yani, Ahmad Dhani hingga Marzuki Alie


Marzuki Alie siap menjalani mubahalah karena dituding berbohong soal 'SBY bilang Megawati kecolongan'. Tantangan sumpah mubahalah bukan kali ini saja pernah terlontar. Di kancah perpolitikan Indonesia, mubahalah kerap dilontarkan.
 
Mubahalah merupakan kata bahasa Arab yang telah diserap. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kemendikbud yang dilihat detikcom, Kamis (18/2/2021), menyebutkan mubahalah adalah doa untuk memohon jatuhnya laknat dari Tuhan.

Berikut ini daftar momen tantangan sumpah mubahalah di kancah perpolitikan Indonesia.

1. Anas Urbaningrum

Saat terjerat kasus korupsi, pada 24 September Anas Urbaningrum meminta jaksa penuntut umum dan hakim menggelar sumpah mubahalah. Sontak tantangan Anas ini memicu kehebohan.

"Karena ini menyangkut yang saya yakini sebgai terdakwa sebagai keadilan, mohon jika diperkenankan di ujung persidangan yang terhormat, tim jaksa penuntut umum, majelis hakim melakukan mubahalah, sumpah kutukan," kata Anas.

Hal tersebut disampaikan Anas usai mendengar sidang vonis yang menghukum dirinya 8 tahun penjara dan denda Rp 300 juta. Anas juga diminta membayar uang pengganti sebesar Rp 57 miliar dan US$ 5,2 juta.

"Mohon izin, saya meyakini substansi tentang pembelaan saya sebagai terdakwa, tentu penuntut umum punya keyakinan di dalam menulis dan menyampaikan dakwaan dan tuntutan, majelis sudah mempertimbangkan selengkap mungkin, karena sebagai terdakwa saya yakin, penuntut umum juga yakin, mohon diizinkan majelis persidangan untuk melakukan mubahalah, siapa yang salah itulah yang sanggup melakukan kutukan," lanjut Anas.

2. Buni Yani

Buni Yani lantang menantang sumpah mubahalah. Video yang dibuat sebelum Buni Yani dibui itu bahkan viral di Media Sosial. Buni Yani dieksekusi pada Jumat 1 Februari 2019. Setelah mengurus administrasi di Kejari Depok, Buni Yani dieksekusi di Gunung Sindur.

Video berdurasi 1 menit 32 detik itu beredar di aplikasi percakapan WhatsApp. Dalam video itu, Buni Yani yang mengenakan kemeja warna putih ini duduk di sebuah kursi sofa dan menghadap persis ke kamera yang ada di depannya.

"Saya Buni Yani ingin menanggapi keputusan kasasi dari MA dan saya akan membalas keputusan kasasi tersebut dengan mubahalah. Bismillah, demi Allah saya tidak memotong, mengedit, mengubah, mengurangi, menambahkan, video Bapak Ahok yang ada di Kepulauan Seribu," ujar Buni Yani dalam video itu.

Bila berbohong, lanjut Buni Yani, maka dia minta azab segera turun. Lalu dilaknat oleh Allah, dimasukkan ke dalam neraka selamanya.

"Tetapi bila saya benar maka biarlah azab yang sama menimpa seluruh orang yang menuduh saya, termasuk buzzer, polisi, jaksa dan hakim. Mohon video ini disebarkan oleh seluruh jemaah. Biar langsung efeknya mengena," kata Buni Yani

3. Ahmad Dhani

Kemudian tokoh yang lain yang menyampaikan mubahalah yaitu Ahmad Dhani. Hal itu disampaikan Dhani berkaitan dengan kasus ujaran kebencian yang menjeratnya.

Dhani mengakui salah satu cuitannya di akun Twitter-nya tentang penista agama tidak merujuk pada Ahok. Saat ditanya jaksa soal cuitannya yang berbunyi 'siapa saja dukung penista agama adalah bajingan yang perlu diludahi mukanya', Dhani menyebut maksud pelaku penista agama yang disebutnya merupakan penjahat sehingga pendukung penista agama juga dimaknai penjahat. Ia mengumpamakan bila ada pelaku kejahatan seksual, ada pendukungnya maka dia juga termasuk penjahat.

"Ya karena penista agama itu bajingan. Pendukungnya ya bajingan juga. Misalnya ada pelaku pelecehan seks itu pendukungnya bajingan juga. Pelaku pengedar narkoba yang mendukung siapapun itu bajingan juga," kata Dhani, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Jl Ampera Raya, Jakarta Selatan, Senin (5/11/2018).

Dhani menegaskan maksud kata penista agama dalam cuitan itu tidak merujuk pada siapa pun termasuk Ahok, melainkan pada siapa saja pelaku penista agama. Dalam persidangan itu Dhani juga mengaku berani bersumpah di atas Alquran.

"Sebenarnya dalam bahasa saya jelas, siapa saja. Jadi siapa saja itu ya siapa saja. Tidak harus pendukungnya Ahok. Siapa saja yang mendukung penista agama karena di situ memang saya niatkan tulisan itu untuk semua orang. Karena di dalam redaksinya pun memang siapa saja," ujarnya.

"Jadi kalau saya boleh dikasih Alquran di atas kepala saya atau bermuhasabah (Dhani meralat menjadi mubahalah-red) bahwa kalimat itu tidak hanya ditujukan kepada pendukung Ahok tapi pada semua pendukung penista agama saya siap bermuhabalah dengan siapa saja yang berani melawan saya bahwa apa yang dikatakan itu adalah untuk pendukung penista agama, bukan mereka yang melaporkan saya. Saya berani bersumpah bahwa itu ditujukan pada semua penista agama kalau saya bohong bisa saya mati kesambar petir dan keluarga saya nggak selamat," imbuhnya.

4. Kader PKS Vs Fahri Hamzah

Kader Muda Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Pipin Sopian batal menggelar sumpah mubahalah dengan Fahri Hamzah. Batalnya acara tersebut karena Fahri tidak hadir.

"Saya tidak tahu di beberapa media apakah merespon atau tidak sepertinya tidak merespon," kata Pipin, di Masjid Al-Hikmah, Bangka, Jakarta Selatan, Jumat (16/3/2018).

Ia mengatakan sebelumnya telah mencoba menghubungi Fahri beberapa kali. Namun Fahri tidak menjawab atau pun memberikan kepastian. Menurut Pipin, alasannya melakukan sumpah mubahalah karena Fahri dinilai tidak jujur dalam memberikan keterangannya soal pemecatan dirinya dari PKS.

Dikonfirmasi soal ini, Fahri mengaku tidak terlalu kenal dengan Pipin. Ia pun meminta Pipin agar Pipin tidak mencari keributan.

Sepertinya dalam kasus saya tidak ada nama Pipin...saya tidak terlalu kenal siapa dia..sebaiknya kader di bawah tetap bekerja dan jangan terpancing

"Sepertinya dalam kasus saya tidak ada nama Pipin. Saya tidak terlalu kenal siapa dia," kata Fahri kepada wartawan, Rabu (14/3).

"Sebaiknya kader di bawah tetap bekerja dan jangan terpancing," sambungnya.

Buni Yani Melaksanakan Salat Jumat di Tebet jelang eksekusi. Foto: Ilustrasi Buni Yani (Pradita Utama)

5. Habib Rizieq dan Ade Armando

Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab juga pernah menyampaikan mubahalah. Saat itu, Habib Rizieq menepis sangkaan padanya terkait percakapan berbau pornografi yang diunggah di situs baladacintarizieq.

"Mubahalah. Demi Allah, Alhamdulillah, sejak saya memasuki usia taklif hingga saat ini, saya tidak pernah mencuri, merampas, merampok, membunuh, berjudu, meneggak miras, sodomi ataupun berzina. Jika saya berdusta maka laknat Allah SWT atas diri saya. Dan jika saya benar, maka mereka yang memfitnah saya dan tidak bertaubat akan dilaknat oleh Allah SWT di dunia dan akhirat," demikian bunyi sumpah mubahalah tersebut yang diunggah Habib Rizieq melalui akun Twitter-nya pada 5 Februari 2017.

Empat bulan berselang sejak sumpah Mubahalah tersebut disampaikan Habib Rizieq, Ade Armando menyambut sumpah tersebut. Melalui laman Facebook-nya pada 10 Juni 2017, Ade berani bersumpah jika seseorang yang terlibat percakapan mesum dengan Firza Husein bukanlah Habib Rizieq maka ia siap dilaknat. Namun sumpah itu juga berlaku sebaliknya.

Sumpah itu kemudian ramai dibicarakan di media sosial. Banyak yang menyebut ini merupakan jawaban dari mubahalah Habib Rizieq.

"Sebenarnya ini bukan mubahalah, tapi banyak yang bilang begitu ya. Ya sudahlah," kata Ade Armando saat dimintai konfirmasi, Senin (12/6/2017).

Belakangan polisi menghentikan penyidikan perkara yang menjerat Habib Rizieq tersebut. Sedangkan persoalan tentang mubahalah itu tidak pernah dibahas lagi.

6. Marzuki Alie

Kini, tantangan mubahalah kembali dilontarkan oleh Marzuki Alie yang dituding Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief mengarang soal 'SBY bilang Megawati kecolongan'. Marzuki Alie siap bermubahalah atas pernyataannya ini.

"Pak Andi, perjalanan saya dengan SBY bisa saya pertanggungjawabkan lahir bathin, bisa bermubahalah, karena saksi tunggal semuanya sudah meninggal dunia," kata Marzuki Alie di Twitter, Kamis (18/2/2021).

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Marzuki Alie mengaku mendapat dukungan dari para kader daerah untuk maju sebagai Caketum pada kongres di Surabaya pada bulan Mei mendatang. Marzuki mengaku mewadahi dukungan para kader dan siap maju sebagai caketum saat dijumpai di kantornya, Rabu (22/4/2015). 

Marzuki Alie menyebut dirinya kerap dituduh mencari jabatan di Partai Demokrat (PD). Eks Sekjen PD itu menceritakan kembali apa yang dilakukannya bagi Partai Demokrat.

"Banyak orang mengira saya cari jabatan di PD. PD 2002 hadir di Palembang Prof Subur BS, pakai ruang kampus saya sebelum SBY gabung PD," jelas Marzuki Alie.

Perihal SBY bilang Megawati kecolongan ini disampaikan Marzuki Alie dalam YouTube. Menurut Marzuki, pada 2004, SBY saat itu mengajaknya bertemu di hotel dan terjadilah obrolan soal 'Megawati kecolongan' ini.

Diterbikan: oposisicerdas.com
Foto: Ilustrasi Buni Yani (Pradita Utama)
Mereka Siap Sumpah Mubahalah: Buni Yani, Ahmad Dhani hingga Marzuki Alie Mereka Siap Sumpah Mubahalah: Buni Yani, Ahmad Dhani hingga Marzuki Alie Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar