Aliansi Mahasiswa UGM Beri Jokowi Gelar 'Juara Ketidaksesuaian Omongan dengan Kenyataan'
Sebuah kelompok yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa UGM baru-baru ini
menganugerahi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan gelar “Juara Umum Lomba
Ketidaksesuaian Omongan Dengan Kenyataan,”
Gelar itu diberikan oleh kelompok tersebut karena pernyataan Presiden Jokowi
terkait kebebasan mengkritik pemerintahannya dianggap mereka tidak
konsisten.
Lewat media sosial Twitter, Aliansi Mahasiswa UGM juga mengucapkan selamat
dengan nada menyindir terhadap Presiden Jokowi terkait penghargaan tersebut.
“Selamat kepada bapak presiden RI @jokowi yang juga Alumni UGM. Kami sebagai
mahasiswa UGM merasa bangga dengan bapak,” katanya, dikutip dari akun
Twitter @UGMBergerak pada Kamis, 11 Februari 2021.
Selamat kepada bapak presiden RI @jokowi yang juga Alumni UGM. Kami sebagai mahasiswa UGM merasa bangga dengan bapak. Teruslah berkarya dengan oligarki dan para buzzer 😍
— Aliansi Mahasiswa UGM (@UGMBergerak) February 10, 2021
Hedeh. #AliansiMahasiswaUGM pic.twitter.com/dkJ4G3ad3W
Selain itu, mereka juga menyindir para buzzer politik dan oligarki yang
diduga dipakai pemerintah untuk menghadang pengkritik serta melancarkan
pemerintahan Presiden Jokowi.
“Teruslah berkarya dengan oligarki dan para buzzer. Hedeh,” katanya.
Tak sampai disitu, mereka juga mengatakan orang-orang yang melancarkan
kritik pada Presiden Jokowi banyak yang dilaporkan kepada aparat penegak
hukum meskipun presiden telah meminta masyarakat untuk mengkritik
pemerintahannya.
“Di forum, mic dimatiin. Di kampus, diancam gak bisa lulus. Di jalanan,
dihadang aparat. Di media sosial, diancam UU ITE,” katanya.
Sampai artikel ini dibuat, cuitan tersebut sebanyak 6.664 kali dan disukai
oleh 15.700 pengguna Twitter.
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyampaikan pemerintah
membutuhkan kritik yang pedas dan pedas dari pers.
Pramono Anung mengibaratkan kritik media massa ini sebagai jamu yang
menguatkan pemerintah.
“Kami memerlukan kritik yang terbuka, kritik yang pedas, kritik yang keras
karena dengan kritik itulah pemerintah akan membangun lebih terarah dan
lebih benar,” kata Pramono Anung.
Pramono Anung menyebutkan sebagai negara demokrasi, kebebasan pers merupakan
tiang utama untuk menjaga demokrasi tetap berlangsung.
“Karena kami meyakini dengan adanya fungsi kontrol ini maka pemerintah dan
juga masyarakat akan semakin baik dalam kehidupannya mengisi ruang-ruang
demokrasi,” ujar Pramono Anung.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, Pramono Anung
meyakini kebebasan pers harus dijaga bersama.
Lanjut, Pramono Anung apalagi seiring dengan kemajuan teknologi, Indonesia
menghadapi problem media sosial salah satunya adalah hoaks.
“Untuk itu perlu literasi dan edukasi kepada kita semua bahwa kebebasan ini
harus diisi secara benar. Jangan kemudian kebebasan diisi dengan hal-hal
yang tidak produktif,” ujar Pramono Anung.
Sebelumnya pun Presiden Jokowi menyampaikan bahwa masyarakat harus lebih
aktif menyampaikan kritik dan masukan terhadap pemerintah.
"Masyarakat harus lebih aktif menyampaikan kritik, masukan, ataupun potensi
maladministrasi," kata Presiden Jokowi.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat memberi sambutan dalam acara Peluncuran
Laporan Tahunan Ombudsman RI Tahun 2020, Senin, 8 Februari 2021, di Istana
Merdeka, Jakarta.
Jokowi menyebutkan masyarakat perlu melayangkan kritik untuk terwujudnya
perbaikan pelayanan publik.***
Source:
Silahkan Klik Link Ini
Diterbikan: oposisicerdas.com
Foto: Ucapan Selamat kepada bapak presiden RI @jokowi/twitter
Aliansi Mahasiswa UGM Beri Jokowi Gelar 'Juara Ketidaksesuaian Omongan dengan Kenyataan'
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar