Terungkap, Sebab Lantai Masjidil Haram Tetap Dingin Meski Cuaca Panas
Masjidil Haram memang memiliki daya tarik tersendiri bagi umat muslim dari
berbagai penjuru dunia. Tak hanya karena didalamnya terdapat Ka'bah yang
merupakan kiblat umat Islam, bangunan masjid terbesar di dunia itu juga
sangat megah, didisain dengan arsitektur dan material terbaik.
Siapapun yang datang ke Masjidil Haram pasti akan takjub dengan
kemegahannya. Meskipun letaknya dikelilingi lembah gunung-gunung tandus
berbatu, namun Masjidil Haram bak permata berkilau yang berdiri megah di
tengahnya.
Kemegahan ini sangat mafhum. Dimana jutaan umat muslim dari penjuru dunia
sepanjang tahun mendatangi Masjidil Haram, menunaikan ibadah umrah dan haji.
Hajatan akbar umat manusia itupun digarap serius Kerajaan Arab Saudi,
sebagai khadimul haramain atau pembantu dua kota suci, Mekah dan
Madinah.
Segala hal terkait arsitektur maupun infrastruktur Masjidil Haram,
dipikirkan sangat detil oleh pemerintah Arab Saudi. Termasuk memilih
material khusus untuk digunakan sarana peribadatan di sekitaran Ka'bah.
Seperti pemilihan lantai Masjidil Haram di area tawaf Ka'bah (mataf). Marmer
putih kristal itu terasa dingin meskipun di tengah cuaca panas ekstrim Kota
Mekah. Bahkan, hingga tamperatur suhu udara 50 derajat sekalipun, jemaah
haji maupun umrah yang tawaf mengitari Ka'bah dijamin tidak merasa
kepanasan.
Selama ini muncul anggapan, bahwa hawa dingin atau sejuk di lantai Masjidil
Haram itu karena lantainya diberi AC atau pendingin dari bawah. Anggapan itu
sesungguhnya keliru. Hawa dingin atau sejuk yang keluar dari lantai itu
berasal dari material lantai marmer itu sendiri.
Reasahalharamain, sebuah lembaga yang mengurusi dua masjid kota suci,
Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah, memberikan penjelasan
asal usul lantai marmer yang digunakan untuk Masjidil Haram.
Melalui sebuah tayangan video yang diunggah di laman Instagram resminya,
lantai Masjidil Haram itu terbuat dari marmer khusus yang didatangkan
langsung dari suatu daerah bernama Thassos, yang letaknya sebelah utara
Yunani. Dinamakan marmer Thassos.
Thassos merupakan sebuah pulau di Yunani, yang memiliki luas wilayah 380
km². Di pulau yang memiliki pantai yang cantik itu, tersimpan rahasia
kesejukan lantai Masjidil Haram. Sejak berabad-abad lamanya, marmer putih
dari Pulau Thassos ini digunakan secara luas oleh orang-orang Romawi.
Dari situlah batuan marmer Thassos terkenal sebagai marmer yang mampu
memberikan kesejukan dan meredam hawa panas yang memantul ke lantai.
Bentuknya semakin istimewa dengan warna putih kristal yang merupakan warna
khas batuan alam.
Khusus untuk lantai Masjidil Haram, batuan marmer Thassos ini diimpor masih
dalam bentuk bongkahan batu dari Yunani. Lalu diolah dan dibentuk secara
khusus di Arab Saudi, untuk diaplikasikan pada lantai Masjidil Haram.
Marmer Thassos dibentuk menggunakan teknologi canggih dengan pengawasan para
ahli, sehingga menghasilkan marmer dengan kualitas tinggi. Lantainya
dipotong dengan bentuk persegi panjang dengan masing-masing ketebalan 5 cm.
Tingkat ketebalan marmer juga turut mempengaruhi kesejukan lantai Masjidil
Haram, meskipun cuaca panas ekstrem.
Pemasangan marmer Thassos untuk lantai Masjidil Haram dikerjakan oleh tenaga
profesional yang berpengalaman. Marmer dipasang secara presisi di setiap
sudutnya, untuk menjamin kenyamanan jemaah saat melintas.
Marmer Thassos dapat menyerap kelembaban di malam hari, dan mempertahankan
suhu yang sejuk meskipun cuaca di siang hari sangat panas. Itu sebabnya,
jemaah yang melaksanakan tawaf di siang hari bolong tidak perlu jingkat kaki
karena kepanasan. Kesejukan yang terpancar dari marmer Thassos ini sangat
membantu ibadah jemaah haji dan umrah.
Karena kualitasnya sangat istimewa, harga marmer Thassos ini tentu sangat
mahal. Berdasarkan situs jual beli Alibaba, harga marmer Thassos yang
langsung didatangkan dari Yunani mencapai US$200 per meter persegi atau
setara Rp.7,5 juta. Cukup mahal bukan?
Sumber:
viva
Foto: Masjidil Haram/Net
Terungkap, Sebab Lantai Masjidil Haram Tetap Dingin Meski Cuaca Panas
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar