Breaking News

Ki Bagus Hadikusumo: Ketuhanan Yang Maha Esa Bermakna Tauhid


Kekuatan Indonesia ini terletak pada semangat tauhidnya umat Islam. Kira-kira itulah wasiat Ketua Umum Muhammadiyah Periode 1942-1953 Ki Bagus Hadikusumo pada umat Islam setelah berbincang dengan Presiden Soekarno.

Hal itu diungkapkan Lukman Hakiem, pemerhati sejarah sekaligus penyunting buku “Dari Muhammadiyah untuk Indonesia” pada Pengajian Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah bertemakan “Muhammadiyah dan Kepahlawanan Nasional”, Jumat (12/11/2021) lalu.

Menurut Lukman, Ki Bagus Hadikusumo adalah seorang pemimpin dan aktivis yang telah banyak berjasa pada negara. Tidak perlu diragukan lagi Ki Bagus Hadikusumo berperan penting dalam perumusan dasar negara Indonesia.

“Ki Bagus ini anggota yang sangat aktif,” kata mantan anggota DPR dari Fraksi PPP ini.

Dijelaskan Lukman, Ki Bagus berpidato di BPUPK pada tanggal 31 Mei 1945, yang seluruh isinya merujuk kepada ajaran Islam, berisi hal-hal sebagai berikut;

Pertama, mengingatkan pengaruh agama Islam kepada rakyat Indonesia yang sangat kuat dan mendalam sehingga berani menentang imperialis Belanda.

Kedua, umat Islam sekarang kembali lurus, sudah luas pandangannya, dan sudah lebar dadanya, suka bekerja bersama-sama dengan siapa dan di mana saja, asal tidak tersinggung agamanya.

Ketiga, didorong oleh keyakinannya terhadap Islam yang antara lain mengajarkan persatuan berdasarkan persaudaraan yang kokoh, Ki Bagus menganjurkan agar negara dibangun atas dasar ajaran Islam.

Keempat, berkaitan dengan semangat kebangsaan, Ki Bagus mengingatkan, bukankah tokoh-tokoh yang berani menentang imperialisme Belanda adalah Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Teuku Umar, dan para ulama yang merupakan penganjur dan pendekar rakyat yang berpegang teguh dan mendasarkan perjuangannya di atas dasar Islam.

Kelima, jika dilihat perkembangan pergerakan nasional pada kurun terakhir awal abad XX, yang mendapat sambutan serta memiliki pengaruh besar di seluruh Indonesia adalah Sarekat Islam. Sarekat Islam yang mendasarkan perjuangannya kepada ajaran Islam, mampu menggabungkan segenap rakyat dari seluruh pelosok Tanah Air.

Keenam, di dalam diri umat Islam tersembunyi jiwa yang hidup dan bersemangat. Dengan pengaruh Islam yang sangat kuat, Ki Bagus sebagai seorang bangsa Indonesia tulen dan sebagai Muslim yang bercita-cita Indonesia Raya dan merdeka, mengharapkan agar Indonesia merdeka mendasarkan dirinya kepada Islam, sesuai dengan jiwa rakyat yang terbanyak.

Ketujuh, Islam yang diusulkan oleh Ki Bagus menjadi dasar negara, paling sedikit mengandung nilai-nilai yang: (1) Mengajarkan persatuan atas dasar persaudaraan yang kukuh, (2) Mementingkan perekonomian dan mengatur pertahanan negara, (3) Membangun pemerintahan yang adil dan menegakkan keadilan, (4) Tidak bertentangan, bahkan sangat sesuai dengan kebangsaan kita, dan (5) Membentuk potensi kebangsaan lahir dan batin serta menabur semangat kemerdekaan yang menyala-nyala.

Kedelapan, tidak berjalannya hukum Islam di Indonesia bukan karena tidak sempurna dan tidak sesuai dengan tempat dan masa, akan tetapi karena dihalang-halangi dan kalau mungkin dihapuskan.

“Bung Karno sangat mengapresiasi pidato Ki Bagus ini dalam Pidato Bung Karno 1 Juni itu Bung Karno menyebut 10 kali nama Ki Bagus, ” ungkap penulis buku “Tang Republik pada Islam” itu. Artinya, Bung Karno sangat terkesan dengan Pidato Ki Bagus ini.

Dilanjutkan Lukman, pada 18 Agustus 1945, rumusan “Ketuhanan dengan kewajiban melaksanakan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa” sesuai usulan Ki Bagus. Kala itu Ki Bagus ditanya oleh Prawoto Mangkusasmito mengenai arti Ketuhanan Yang Maha Esa, Ki Bagus menjawab singkat “Tauhid”.

Pada rapat sesudah bernegosiasi pada 18 Agustus 1945, Ki Bagus meminta supaya kalimat “menurut dasar” di antara “Ketuhanan Yang Maha Esa” dengan “kemanusiaan yang adil dan beradab”, dihapus.

Peran penting Ki Bagus dalam pembentukan negara ini rasanya tak elok bila dilupakan. Bagaimana Ki Bagus dapat menemukan frasa tauhid yang saat itu membuat orang sepakat dengan usulan darinya. [suaraislam]

Foto: Ki Bagus Hadikusumo
Ki Bagus Hadikusumo: Ketuhanan Yang Maha Esa Bermakna Tauhid Ki Bagus Hadikusumo: Ketuhanan Yang Maha Esa Bermakna Tauhid Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar