Breaking News

Ketum Muhammadiyah: Di Indonesia Jarang Ditemui Pejabat Publik yang Salah Kemudian Mengundurkan Diri


Sikap kurang bertanggungjawab yang dimiliki orang Indonesia tercermin pada saat ada kegagagalan pada tingkat elite, mereka akan menyalahkan oknum. Haedar Nashir menyebut, di Indonesia jarang ditemukan pejabat publik yang diketahui bersalah kemudian mengundurkan diri.

Mengutip Prof. Koentjaraningrat, Haedar Nashir menjelaskan beberapa sikap minus orang Indonesia. Diantaranya sikap hidup yang kurang bertanggungjawab, yang tercermin di elite publik dan warga bangsa.

Hal serupa juga terjadi di warga bangsa, di mana setiap ada kesalahan mereka saling lempar – saling tuding. Sikap minus lainnya adalah ‘menerabas’, yaitu keinginan untuk berhasil dengan cara memotong kompas atau instan.

“Tidak mau antri, ingin cepat dilayani. Kemudian ingin sukses belajar, ingin sukses studi dengan hasil baik namun tidak mau belajar secara mandiri, gigih dan lain sebagainya,” ucap Ketua Umum PP Muhammadiyah ini pada (24/5) dalam Silaturahim Idul Fitri 1442 H yang diadakan Universitas Aisyiyah Yogyakarta (Unisa)

Sikap minus ini yang kemudian memicu adanya jual beli gelar di dunia akademik Indonesia. Termasuk gelar profesor dan doktor, doctor fo sale. Termasuk plagiarisme menurut Haedar adalah mentalitas menerabas.

Ia khawatir, insan akademik Indonesia kedepan akan kekurangan bahan atau bahkan tidak cukup untuk bersaing dan kedodoran dengan rival dari negara lain. Haedar juga mewanti-wanti kepada civitas akademika Muhammadiyah atas mentalitas sikap malas yang dimiliki.

“Mentalitas malas ini kalau tetap dipelihara, nanti kita tidak akan bisa bersaing,” imbuhnya

Maka, perubahan mentalitas itu perlu untuk menghadapai era globalisasi, era santifik, dan era perubahan masyarakat modern di abad 21. Perubahan, kata Haedar, diharapkan mampu menjadikan warga Muhammadiyah, termasuk warga bangsa menjadi orang yang berkeunggulan, berkemajuan dan punya mentalitas dinamis serta bersaing.

Menghadapi masa depan, dalam konteks perguruan tinggi, Haedar meminta supaya Perguruan Tinggi Muhammadiyah – Aisyiyah (PTMA) menjadi pusat keunggulan. Unggul bidang akademik, penelitian, dan pelayanan masyarakat.

“Perguruan tinggi yang unggul kategorinya sederhana saja. Pertama, kemampuan berkompetisi. Yang kedua, kemampuan ketika dikomparasikan dengan yang lain, kita tetap leading,” ungkap Haedar.

Diterbikan: oposisicerdas.com
Foto: Haedar Nashir/Net
Ketum Muhammadiyah: Di Indonesia Jarang Ditemui Pejabat Publik yang Salah Kemudian Mengundurkan Diri Ketum Muhammadiyah: Di Indonesia Jarang Ditemui Pejabat Publik yang Salah Kemudian Mengundurkan Diri Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar